Rabu 04 May 2011 17:27 WIB

ITS Luncurkan Game Pendidikan

Rep: C01/ Red: Djibril Muhammad
Logo ITS
Logo ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Institute Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) meluncurkan empat permainan (game) pendidikan dengan metode simulasi. Dengan permainan tersebut diharapkan materi pendidikan dapat dipahami dengan cara yang menyenangkan bagi peserta didik.

Permainan pendidikan tersebut masing-masing berjudul  Perjalanan Kartini, Mbatik yuk, hacker ID, dan IPSims. Masing-masing permainan tersebut dibuat oleh mahasiswa ITS yang menyajikan materi pelajaran dengan simulasi. Perjalanan Kartini merupakan simulasi peran Kartini sekaligus mengenang sejarah perjuangannya.

Untuk permainan Mbatik Yuk merupakan simulasi keterampilan membatik. Hacker ID dan IPisms masing-masing merupakan simulasi meretas untuk melacak para peretas internet yang membobol system pertahanan online dan teknisi jaringan untuk menseting jaringan computer.

Pembantu rector III ITS, Suasmoro mengungkapkan permainan dapat berdampak positif maupun negative bagi anak muda. Mahasiswa ITS mengembangkan permainan tersebut menjadi metode pendidikan yang bernilai positif. "Kalau yang negatif, gara-gara game ada mahasiswa yang di-DO (drop out). Setiap malam main game hingga tidak mengikuti ujian. Nah, permainan edukasi ini dibuat untuk kebaikan," ujarnya, Rabu (4/5).

Dia mengatakan permainan pendidikan tersebut tidak hanya membuat senang peserta didik. Melalui metode mengajar yang menyenangkan tersebut dapat membuat materi lebih mudah diterima. "Game edukasi ini perlu dikembangkan. Seharusnya game bisa menyenangkan tapi juga mendidik," ujarnya.

Perkembangan teknologi informasi, ujarnya, relative pesat. Perkembangan inilah yang seharusnya dimanfaatkan mahasiswa untuk terus berinovasi dalam menciptakan metode baru dalam pendidikan. "Game station biasanya menguras duit. Kita harus buat game yang sehat dan dapat memberi pelajaran," ujarnya.

Mahasiswa Pascasarjana ITS sekaligus anggota tim pembuat game Perjalanan Kartini, Galih Chandra Setiawan, permainan yang diciptakan timnya tidak hanya berisi materi sejarah. Permainan tersebut juga memuat nilai-nilai sikap dari sejarah yang bisa diadaptasi untuk kepribadian. "Ada sifat-sifat pemimpin, pelajaran memberi sedekah, serta pengenalan tokoh wayang di dalam game," ujarnya.

Dia mengakui permainan dapat berefek negative bagi anak muda. Tetapi, permainan pendidikan akan memberi manfaat disamping mendapat kesenangan. "Kebetulan, saya dulu juga hampir di-DO karena kebanyakan main game, tetapi jika dikembangkan dengan cara positif ternyata malah bisa membantu sampai bisa jadi mahasiswa Pascasarjana," ujarnya.

Sementara itu, anggota tim pembuat game Mbatik Yuk, Himmatul Azizah mengatakan permainan pendidikan tersebut dapat mengajarkan mahasiswa proses membatik yang relatif sulit. Agar simulasi mirip dengan proses membatik yang sebenarnya, permainan tersebut memakai scets pad. "Game Matik Yuk mengajarkan tahapan membuat batik, bagaimana menggunakan canting, hingga pola batiknya," ujarnya.

Sementara itu, dalam permainan Hacker ID, pemain diajarkan untuk memanfaatkan teknologi untuk kebajikan. Pemain akan diminta untuk membantu olisi membawa para peretas yang mengacaukan system perbankan ke pengadilan. "Para pemain bermain pada sisi protagonist," ujar anggota pembuat permainan Hacker ID, Ariestya Dibyanugraha.

Permainan IPSims akan menghadapkan pemain pada jaringan computer. Permainan ini diciptakan lantaran pelajaran setting IP kurang diminati. "Kita buat media interaktif yang dapat mendorong minat untuk belajar ilmu tentang setting IP," ungkap anggota tim pembuat permainan IPSims, Masdito Bactiar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement