Selasa 19 Apr 2011 19:17 WIB

Di Hari Kedua UN, 56 Siswa Absen

Ujian Nasional
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Sebanyak 56 siswa sekolah menengah atas dan sederajat dari sejumlah sekolah di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak hadir mengikuti ujian nasional pada hari kedua yang berlangsung Selasa (19/4). "Hari kedua pelaksanaan ujian nasional (UN) ini kami menerima laporan ada sebanyak 56 siswa yang tidak hadir mengikuti ujian," kata Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan SMA dan SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora Kabupaten Sleman Sudiro.

Menurut dia, siswa yang tidak mengikuti ujian tersebut berasal dari SMA dan MA 30 siswa dan SMK 26 siswa. "Sebagian besar siswa tersebut mengundurkan diri karena telah lulus ujian paket C, bekerja, dan ada yang berkeluarga," katanya.

Ia mengatakan, banyak siswa yang tidak lulus UN tahun lalu, kemudian mengikuti ujian untuk mata pelajaran tertentu. "Karenanya, jumlah siswa peserta UN bisa fluktuatif tergantung pada ujian tahun lalu," katanya.

Sudiro mengatakan, di Kabupaten Sleman total siswa peserta ujian SMA dan MA ada 4.429 siswa dan 5.924 untuk siswa SMK. "Siswa yang tidak mengikuti ujian karena sakit harus menyertakan surat keterangan yang bisa dipertanggungjawabkan. Surat tersebut syarat utama agar siswa bisa mengikuti ujian ulangan," katanya.

Sementara dari hasil pantauan Komisi D DPRD Sleman, tidak ada kendala berarti selama pelaksanaan ujian, termasuk di daerah yang terkena bencana erupsi Merapi. "Adanya dampak bencana Merapi baru bisa terlihat setelah hasil ujian dievaluasi. Kalau dari segi mental kami yakin para siswa tidak menghadapi masalah," kata Ketua Komisi D DPRD Sleman Arif Kurniawan.

Ia mengatakan, meski demikian tetap harus diakui, persiapan peserta mengalami gangguan karena ada yang tinggal di pengungsian dan hunian sementara. "Dari pantauan kami di SMK Godean I, SMK Godean II, MAN Godean, SMA Pakem dan SMK Cangkringan, proses yang berlangsung sudah berjalan dengan baik, kami berharap agar hasilnya pun memuaskan," katanya.

Menurut dia, adanya regulasi baru, dengan penyertaan nilai dari sekolah sebagai standar kelulusan, membuat siswa merasa lebih tenang dan bisa berkonsentrasi dalam pengerjaan soal ujian. "Dunia pendidikan Sleman memiliki tantangan khusus, selain perbaikan prestasi juga siswa yang menghadapi bencana," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement