Rabu 30 Mar 2011 19:41 WIB

Masuk ke Kas Daerah, Dana BOS Sulit Dikucurkan

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Djibril Muhammad
Dana BOS
Dana BOS

REPUBLIKA.CO.ID, MAUMERE - Masuknya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ke anggaran daerah, membuat pemerintah kabupaten/kota sulit mengucurkan dana 'titipan' tersebut. "Selasa kemarin (29), kami telah mengumpulkan kembali kepala sekolah di wilayah kami untuk segera menuntaskan RKA, paling lambat hari Jumat," ungkap John Lantuan, Ketua tim penanggungjawab dana BOS Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, kepada Republika, Maumere, Rabu (30/3).

Meski telah melakukan sosialisasi sejak Februari, kepada Kepala Sekolah dan bendahara, John menyatakan proses pembuatan RKA belum juga sepenuhnya usai. Pasalnya, tanpa ada rincian anggaran sekolah tersebut, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah tak bisa mengirimkan data tersebut ke anggota dewan daerah. Hal ini membuat dana BOS yang telah masuk kas daerah tak bisa juga dicairkan.

"Kami sudah menyampaikan berkali-kali agar bisa dipercepat sesuai SEB (Surat Edaran Bersama Mendagri-Mendiknas), akan tetapi keuangan tetap menunggu RKAS agar bisa dikirim ke dewan," ucap John. Oleh karena itu ia menyatakan masalah utamanya ialah ketika dana BOS masuk ke kas daerah, maka dana tersebut masuk dalam anggaran daerah. "Aturan ini meski kita ikuti dan tak bisa kita lewati," ucapnya.

Selain itu kesulitan lainnya, ialah pembuatan RKA di sekolah hingga membutuhkan pendampingan. Menurutnya karena ini semua baru, sehingga kepala sekolah belum terbiasa. "Beda dengan tahun lalu, karena tahun lalu langsung ditransfer ke daerah," ucapnya.

John menyatakan, sebenarnya pihaknya bisa saja melepas sekolah untuk mengurus dana tersebut. Akan tetapi jika begitu, maka sekolah sulit di kontrol. Begitu juga dengan laporan pertanggungjawaban penggunaan triwulan kedua, pihaknya akan tetap meminta hal tersebut kepada sekolah. "Intinya kami tidak mau mempersulit, akan tetapi itu ada aturannya," ucap John.

Sebagai informasi di Kabupaten Sikka, NTT, Jumlah SD dan SDLB negeri 150 sekolah dengan jumlah siswa 24.283 orang dan jumlah dana Rp 9.640.351.000 per tahun 2011. Untuk SD dan SDLB Swasta tercatat 147 sekolah dengan jumlah siswa 23.384 orang dan jumlah dana Rp 9.283.448.000 per tahun 2011.

Sedangkan Jumlah SMP Negeri tercatat 29 sekolah dengan jumlah murid 5.726 orang dan jumlah dana sebesar Rp 3.263.820.000 per tahun 2011. Sedangkan SMP swasta 37 sekolah dengan siswa sebanyak 8.697 org dan jumlah dana sebesar Rp 4.957.290.000 per tahun 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement