Rabu 09 Jul 2014 17:20 WIB

Megawati: Setelah Puasa 10 Tahun, Ini Fenomena!

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Megawati Sukarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terharu dengan hasil hitung cepat Pilpres 2014 yang menyatakan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Akhirnya, PDIP bisa menjadikan sang kader, Jokowi meraih kekuasaan.

"Setelah berpuasa sepuluh tahun. Mudah-mudahan dengan lindungan Allah SWT transisi Oktober nanti, presiden terpilih akan dilantik," kata Megawati dalam konfrensi pers di kediamannya Kebagusan IV No. 45, Jakarta Selatan, Rabu (7/9).

Dengan mata berkaca-kaca Megawati menyebut kemenangan Jokowi sebagai peristiwa monumental. Ini lantaran antusiasme besar rakyat Indonesia di dalam maupun luar negeri mengikuti pemilu secara tertib saat berpuasa. "Ini fenomena yang sangat monumental," ujar Megawati.

Rasa syukur tidak lupa diucapkan Megawati kepada Allah SWT. Dia juga menyampaikan rasa terimakasih kepada rakyat Indonesia, relawan, dan media massa yang membantu memenangkan Jokowi-JK.

"Sebagai ketua umum yang mengusung kedua beliau ini, ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang menggunakan hal pilihnya dengan baik," kata Megawati. 

PDIP terakhir memerintah pada tahun 2004 ketika Megawati menjadi presiden menggantikan Abdurrahman Wahid yang diberhentikan MPR. Setelah itu PDI Perjuangan harus puasa gelar selama 10 tahun lantaran Megawati sebagai calon presiden kalah di pemilu presiden 2004 dan 2009 melawan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement