Ahad 22 Jun 2014 21:40 WIB

Jokowi: Kedepankan Diplomasi Bukan Kekuatan Senjata

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Maman Sudiaman
Joko Widodo dalam debat capres di Jakarta, Ahad (22/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) dari kubu PDI Perjuangan-Nasdem-PKB-Hanura-PKPI, Joko Widodo (Jokowi) akan mengedepankan politik diplomasi dalam menyelesaikan benturan kepentingan antarnegara.

"Kalau ada benturan dengan negara lain yang kita utamakan tentu diplomasi pemerintah dengan pemerintah," kata Jokowi dalam acara debat capres, Ahad (22/6).

Jokowi yakin betul diplomasi bisa menyelesaikan masalah-masalah luar negeri seperti penentuan batas wilayah darat dan dan laut. Untuk itu, imbuh Jokowi, pemerintah harus bisa menyiapkan diplomat-diplomat berkualitas dalam menyelesaikan benturan kepentingan antarnegara. "Apabila kita mengirimkan diplomat yang baik setiap problem pasti ada jalan keluarnya," ujarnya.

Mantan Walikota Solo ini akan berusaha menghindari kekuatan militer dalam menyelesaikan persoalan kepentingan luar negeri. Jokowi menyatakan dirinya lebih memilih menempuh jalan hukum apabila mekanisme diplomasi tidak memberi jalan keluar.  "Diplomasi dialog. Kalau mentok kita bawa ke mahkamah internasional. Tanpa berpikir bahwa kita gunakan senjata dan perang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement