Rabu 23 Jul 2014 18:16 WIB

KPU: Tidak Mungkin Ada Hacker Yang Bisa Ubah Hasil Pemilu

Rep: Ira Sasmita/ Red: Esthi Maharani
hacker (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
hacker (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU Sigit Pamungkas memastikan tidak ada pengubahan data yang disengaja untuk keuntungan pihak tertentu selama tahapan pilpres 2014. Dia menyangkal ada peretas yang melakukan upaya pengubahan suara pilpres.

"Tidak mungkin ada hacker yang mampu mengubah hasil pemilu," kata Sigit, di kantor DKPP, Jakarta, Rabu (23/7).

Penggelembungan dan manipulasi penghitungan suara, menurut Sigit, tidak mungkin dilakukan peretas melalui sistem KPU. Karena rekapitulasi hasil penghitungan suara berlangsung manual,  berjenjang, dan dikontrol saksi kedua pasangan capres.

Selain itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga selalu mengawasi tahapan sekapitulasi yang berlangsung di setiap tingkatan.

"Kecuali jika pasangan calon tidak percaya kepada saksinya sendiri. Semua rekapitulasi kan diawasi oleh saksi kedua pasangan calon," jelasnya.

Meski begitu, Sigit tidak menampik jika sistem informasi teknologi KPU berusaha diretas selama pileg dan plpres. Hanya saja, upaya peretasan tersebut berhasil dimentahkan.

"Memang ada hacker yang mau masuk ke sistem KPU, tapi dia tidak bisa mengotak-atik sistem kami dan tidak berdampak pada hasil rekapitulasi," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menyebutkan adanya 37 hacker asal Korea dan Cina yang menggelembungkan suara golput.

"Sekitar 4 juta suara dimanipulasi," katanya di Jakarta, Selasa.

Para hackers itu, kata dia, memanipulasi penggelembungan suara golput di beberapa kecamatan di Jateng, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement