Rabu 16 Jul 2014 20:53 WIB

Prabowo Kecewa Ada Usaha Ciptakan Persepsi Palsu

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (kanan) di PP Muhammadyah, Jakarta, Selasa (15/7).
Foto: antara
Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (kanan) di PP Muhammadyah, Jakarta, Selasa (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres koalisi Merah Putih Prabowo Subianto meminta semua pihak untuk menunggu hasil penghitungan suara resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada 22 Juli. Ia mengatakan, akan menghormati hasil keputusan dari KPU.

Pascapencoblosan memang muncul simpang siur setelah beberapa lembaga survei mengeluarkan hasil hitung cepat (quick count) yang berbeda. Prabowo mengungkapkan kekecewaannya karena ada upaya penggiringan opini. 

"Banyak pihak, termasuk lawan saya, telah berusaha menciptakan persepsi palsu akan siapa yang sedang memimpin penghitungan suara," kata dia, dalam keterangan pers tertulis, Rabu (16/7).

Prabowo mengatakan, hasil quick count menunjukkan hasil saling mengunggulkan. Ia pun menyebut jumlah penghitungan suara yang ada saat ini berbeda tipis dan masih dalam lingkup margin of error. 

Namun, menurut dia, hitungan itu masih belum pasti. Karena itu ia meminta untuk menunggu hasil dari KPU.

"Hanya dengan keputusan resmi KPU ini, maka presiden yang baru akan memiliki legitimasi yang diperlukan untuk memerintah bangsa kita secara efektif," kata pasangan Hatta Rajasa itu.

Menuju 22 Juli, Prabowo merasa prihatin akan kondisi di lapangan. Apalagi melihat banyaknya laporan akan adanya upaya intimidasi terhadap jajaran tim pemenangan. 

Selain itu, ia pun mendapat laporan mengenai adanya berbagai kejanggalan dalam prosedur penghitungan suara. Namun, Prabowo tetap optimistis hasil hitungan suara timnya berlandas pada data yang kuat.

"Berdasarkan pada hasil nyata, real count, dan bukan sampling hasil yang dipengaruhi oleh perusahaan berafiliasi politik," ujar dia. 

Terlepas dari adanya klaim yang masih terjadi, Prabowo meminta semua untuk menghormati proses demokrasi yang tengah berjalan. Apalagi KPU mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk mengumpulkan serta memverifikasi penghitungan suara. 

"Saya berkomitmen untuk menghormati keputusan akhir dari KPU pada 22 Juli, apapun itu. Jika itu adalah keputusan yang benar dan melalui proses yang adil dan transparan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement