Selasa 15 Jul 2014 20:48 WIB

Tak Dapat Suara di Madura, Tim Jokowi-JK Turunkan Tim Investigasi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
 Warga memberikan hak suaranya di TPS 01 yang bertema Piala Dunia, Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Madura, Rabu (9/7).(Republika/ Yasin Habibi)
Warga memberikan hak suaranya di TPS 01 yang bertema Piala Dunia, Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Madura, Rabu (9/7).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu Jokowi-JK menerjunkan tim investigasi untuk menelusuri dugaan kecurangan pada pelaksanaan Pilpres di Pulau Madura. Sebab, berdasarkan laporan, Jokowi-JK sama sekali tak mendapatkan satu pun suara di beberapa TPS di Bangkalan dan Pamekasan.

"Ada kejanggalan luar biasa. Tim sedang meluncur untuk menginvestgasi kejadian di sana," ujar koordinator saksi Pilpres Jokowi-JK, Djarot Syaiful Hidayat, di kantor DPP Partai Nasdem, Jalan RP Soeroso, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/7).

Djarot meyakini, tak ada TPS dengan hasil angka nol untuk Jokowi-JK. Karenanya, perlu ada investigasi untuk mengungkap hal sebenarnya.

Namun, lanjut dia, investigasi tersebut tak hanya untuk mengembalikan suara yang diduga hilang. Tetapi juga untuk mengungkap siapa pelaku kecurangan tersebut.

"Kita akan investigasi siapa pelakunya,  sutradaranya, dan apa motivasinya," kata Djarot.

Menurut dia, kubu Jokowi-JK memiliki tim yang bertugas melakukan //scanning// pada formulir C1. Dari situ akan terlihat apabila ada kejanggalan. Contoh kasus di TPS Kelapa Dua Tangerang. Menurut Djarot, tim menemukan fakta di TPS tersebut terjadi penggelembungan suara. Angka 0 berubah menjadi 8.

"Satu suara saja dihilangkan atau ditambahkan, itu sudah merupakan kejahatan demokrasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement