Jumat 20 Jun 2014 18:20 WIB

Ini Cerita Mantan Komandan Soal Prabowo Saat di Militer

Massa yang tergabung dalam Nahdiyin dari berbagai profesi mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon presiden Prabowo-Hatta di Aswaja Center, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Massa yang tergabung dalam Nahdiyin dari berbagai profesi mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon presiden Prabowo-Hatta di Aswaja Center, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Letjen (Purn) Yunuf Yosfiah mengemukakan, Prabowo Subianto berkali-kali mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan Republik Indonesia saat berdinas di kemiliteran.

"Saya bisa cerita karena saya komandannya. Saya berkali-kali terkepung di daerah operasi bersama-sama," kata mantan menteri penerangan itu, di Jakarta, Jumat (20/6).

Selama operasi militer, katanya, hanya ada dua pasukan yang memperoleh kenaikan pangkat bintang luar biasa. "Yaitu, batalion saya dan kesatuan Pak Prabowo," paparnya.

Padahal, lanjut dia, ada banyak komandan pasukan 24 tahun yang lalu. "Adik-adik ini saya tahu di daerah operasi. Prabowo itu brilian, hebat. Jangan diragukan itu," katanya.

Ia menambahkan, rakyat indonesia tidak perlu meragukan nasionalisme dan kecepatan Prabowo dalam bertindak. "Saya sebagai komandannya langsung, tidak pernah meragukan itu. Ingat itu, ini Jenderal Yunus Yosfiah yang ngomong," tegasnya.

Yunus juga menyatakan membantah kalau Prabowo psikopat. Karena kalau itu benar, maka tidak mungkin lulus Akademi Militer.

"Kedua, tidak mungkin dia menyelesaikan tugasnya berkali-kali lebih banyak daripada yang banyak omong itu. Jadi penugasan Prabowo ke daerah operasi lebih banyak daripada yang banyak ngomong itu," katanya.

Ia juga mendengar ada yang menyebutkan jangan memilih orang yang doyan perang. "Saya ingin luruskan, tentara itu kalau tugas ke daerah penugasan bukan karena doyan. Tapi semata-mata karena kepercayaan negara kepada dia bahwa dia mampu melaksanakan tugasnya dengan baik," katanya.

"Tidak akan mungkin seorang perwira dikirim ke daerah operasi kalau ternyata dikhawatirkan akan hancur. Jadi banyaknya penugasan itu adalah kepercayaan dan keyakinan dan bagi prajurit yang ditugaskan itu suatu kebanggaan. Bukan karena doyan operasi berpisah dengan keluarga menderita di sana. Jadi ini diluruskan jangan terpengaruh black campaign," katanya."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement