Selasa 10 Jun 2014 14:04 WIB

'PNS Pilih Prabowo-Hatta, Publlik Cenderung ke Jokowi-JK'

Rep: c57/ Red: Mansyur Faqih
Warga pengguna lalulintas melintasi baliho kampanye Capres dan Cawapres Jokowi-JK di Banda Aceh, Sabtu (7/6).
Warga pengguna lalulintas melintasi baliho kampanye Capres dan Cawapres Jokowi-JK di Banda Aceh, Sabtu (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Debat putaran pertama capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memiliki daya tarik berbeda bagi birokrat atau PNS dan publik.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyatakan kalangan birokrat atau PNS akan lebih tertarik dengan visi-misi Prabowo-Hatta ketimbang Jokowi-JK.

Karena Prabowo-Hatta menegaskan akan menaikkan gaji pejabat, hakim, jaksa, polisi, dan PNS untuk mencegah korupsi dan meminimalisasi kebocoran anggaran APBN/ APBD.

"Di sisi lain, kalangan birokrat dan PNS akan bersikap resisten terhadap visi-misi capres-cawapres Jokowi-JK," tegas Qodari.

Karena, dengan program lelang jabatan di semua level, pengaruh PNS akan semakin berkurang dalam birokrasi.

Sebaliknya, ujar Qodari, publik akan lebih tertarik dengan visi-misi Jokowi-JK terkait reformasi birokrasi dengan cara lelang jabatan dan memaksimalkan peran teknologi.

Misalnya melalui penerapan e-government, e-auditing, e-procurement, e-auditing, pajak online dan IMB online. Itu lantaran publik tidak puas dengan layanan birokrasi yang selama ini tidak transparan dan lambat.

"Jadi, saya kira PNS dan birokrat akan lebih tertarik dengan Prabowo-Hatta. Sedangkan publlik akan lebih tertarik dengan Jokowi-JK," ungkap Qodari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement