Selasa 22 Jul 2014 17:42 WIB

KPU Minta Pendukung tak Buat Pernyataan Kontroversial

olisi menjaga gerbang Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Selasa (22/7).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
olisi menjaga gerbang Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Selasa (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu, Darlinsyah meminta tim pemenangan di daerah itu agar tidak mengeluarkan pernyataan kontroversial usai pengumuman hasil rekapitulasi suara pilpres.

"Jangan memberikan statement yang bisa menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat," kata dia di Bengkulu, Selasa (22/7).

Dia mengatakan, butuh sikap dewasa antartim pemenangan dalam menyikapi hasil rekapitulasi KPU. Sehingga bardampak baik terhadap stabilitas keamanan daerah.

"Kami mengecam pernyataan-pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Mari kita memberikan pendidikan politik yang lebih baik untuk masyarakat," kata dia.

Ia menyatakan, jika tidak puas dengan keputusan rekapitulasi, maka sebaiknya melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Kalau tidak setuju dan tim pemenangan di daerah ini melihat ada kekeliruan, maka laporkan ke tim pemenangan pusat dan tim pemenangan pusat melapor sesuai aturan yang berlaku. Tidak dengan aksi-aksi yang bisa menimbulkan kericuhan," ucapnya.

Dia juga meminta tim pemenangan, elite politik, simpatisan dan massa pendukung tidak menggelar konvoi di jalan.

"Kalau ingin syukuran lakukan dengan menjaga perasaan pendukung pasangan capres lain. Sebaiknya dilakukan syukuran di dalam ruangan tertutup. Seperti di sekretariat tim pemenangan," katanya.

Sementara itu, terlihat di berbagai lokasi dan ruas jalan Kota Bengkulu, kepolisian setempat telah menyiagakan personel gabungan untuk pengamanan daerah itu pascarekapitulasi pilpres.

"Kami siaga satu untuk menjaga stabilitas keamanan pascarekapitulasi pilpres. Selain itu, kami juga telah menggelar Operasi Ketupat Lebaran, pengamanan arus mudik dan balik," kata Kapolda Bengkulu, Brigjen Pol Tatang Soemantri.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement