Senin 21 Jul 2014 06:05 WIB

Aneh, Jumlah Golput Mencapai 57 Juta Suara?

Pengendara melintas di depan atribut sosialisasi ajakan untuk tidak Golput yang dipasang di jalan raya kawasan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (7/4).
Foto: Antara//Rudi Mulya
Pengendara melintas di depan atribut sosialisasi ajakan untuk tidak Golput yang dipasang di jalan raya kawasan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik mencatat, Pilpres 2014, diikuti 190.307.134 pemilih yang terdiri 188.268.423 pemilih dalam negeri dan 2.038.711 pemilih luar negeri. Mereka menyalurkan hak suaranya di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) dalam negeri 478.685 unit dan TPS luar negeri 498 unit, serta 130 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).

Dikutip laman kawalpemilu.org, hingga kini, jumlah pemilih berdasarkan data C1 total sekitar 130,7 juta, terdiri 129.417.755 suara sah dan 1.347.516 suara tidak sah. Hingga kini, suara yang didapakan Prabowo-Hatta sekitar 47,12 persen alias 60.983.737 suara dan Jokowi-JK mendapat 52,87 persen atau 68.434.018 suara.

Sementara itu, Lembaga Informasi dan Komunikasi (Infokom) Universitas Muhammadiyah Malang di

http://data-pilpres.umm.ac.id/, melansir bahwa dari data masuk sebesar 89,54 persen atau 123.039.121 suara, Prabowo-Hatta mendapat 58.457.509 suara (47,51 persen) dan Jokowi-JK meraih 64.581.612 suara (52,49 persen).

Selisih keduanya 6.124.103 suara (4,98 persen) dengan data masuk 445 dari 497 kabupaten/kota yang mengadakan penghitungan. Dengan tersisa 10 persen data yang belum masuk, diperkirakan jumlah pemilih sekitar 133 juta lebih.

Adapun, menurut data yang dihimpun dari Antara bersumber rekapitulasi di tingkat provinsi menunjukkan jumlah pemilih sekitar 133 juta, di mana Prabowo-Hatta menang di 10 provinsi dan Jokowi-JK merebut kemenangan di 23 provinsi.

Dengan penetapan KPU jumlah pemilih Pilpres 9 Juli lalu, sebesar 190,3 juta dan berpatokan data real count dua lembaga independen, kawalpemilu.org atau Lembaga Infokom UMM, taruhlah jumlah pemilih sekitar 133 juta maka jumlah golput mencapai 57 juta lebih.

Mengapa jumlah golput sedemikian besar? Benarkah mereka tidak tertarik untuk menyalurkan suaranya di Pilpres 2014, yang disebut-sebut tingkat partisipasi pemilih meningkat?

Yang pasti, angka tersebut jelas lebih besar daripada golput di Pileg 9 Juli lalu. Menurut Ketua KPU Husni Kamil Malik, tingkat partisipasi pilpres mencapai 75,11 persen. Sehingga, angka golput mencapai 24,89 persen. Jumlah itu jauh melampaui torehan pemenang pilpres, PDIP yang meraup 18,95 persen atau 23.681.471 suara.

Tentu sangat aneh, masyarakat yang tidak menyalurkan hak pilihnya sangat besar. Untuk menunggu jumlah pastinya, tentu harus menanti KPU selesai melakukan rekapitulasi manual pada 22 Juli, sekaligus momen penetapan pemenang siapa presiden dan wakil presiden periode 2014-2019 yang terpilih secara resmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement