Ahad 13 Jul 2014 23:49 WIB

Ini Kejanggalan 'Quick Count' SMRC Versi Kubu Prabowo-Hatta

Rep: C54/ Red: Citra Listya Rini
Prabowo Hatta
Prabowo Hatta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menuduga Saiful Mujani Research Center (SMRC) dan lembaga-lembaga survei yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) melakukan manipulasi data.

Kecurigaan tersebut  berdasarkan analisis yang dipresentasikan kepada para wartawan di Djoko Santoso Center, salah satu pos pemenangan kubu Prabowo-Hatta di kawasan Menteng, Ahad (13/7). Dalam sesi tersebut, tim Prabowo-Hatta menggandeng pakar matematika dan TI, Tras Rustamaji.

Rustam menyampaikan sejak hari pemilihan pada 9 Juli, dia dan kawan-kawannya sudah yakin ada yang salah dengan data quick count yang ditampilkan SMRC pada laman mereka. Semula Rustam hanya membagi temuannya atas kejanggalan tersebut di media sosial.

Akhirnya relawan Prabowo-Hatta memintanya untuk menjabarkan analisisnya tersebut kepada media massa dan publik luas. Dalam kacamata Rustam, ada sejumlah kecacatan olah statistik SMRC. Pertama ada perubahan data secara drastis yang membalikan posisi Jokowi-JK yang sebelumnya di bawah akhirnya menyalip dan memimpin.

"Sejak pukul 11.30 sampai dengan 13.05 data terlihat wajar dengan posisi Prabowo-Hatta memimpin 52,09 persen. Saat itu sebenarnya kurva sudah mulai stabil. Tiba-tiba pada pukul 13.19 terjadi graphic refresh dan hasilnya berbalik 180 derajat di mana Jokowi-JK menjadi unggul 52,7 persen atau naik pesat 5,64 persen," kata Rustam memaparkan temuannya melalui layar. 

Padahal menurut Rustam, data hanya bertambah 3,87 persen. Rustam berasumsi hal tersebut tidak mungkin, mengingat selama 14 menit posisi grafik berbalik untuk keunggulan Jokowi-JK, dibutuhkan 73 persen suara untuk Jokowi-JK dan 27 persen untuk Prabowo-Hatta dari 156 data TPS yang masuk.

"Itu tidak mungkin ketika saya cek, kantung-kantung kemenangan Jokowi-JK dengan perolehan di atas 70 persen, seperti Bali dan Sulwesi Selatan sampelnya tidak mencukupi untuk memenuhi 156 TPS," ujar Rustama.         

Kecurigaan Rustam menguat setelah grafik yang dia kritik di laman SMRC kemudian diganti agar terlihat normal sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. "Itu teman saya yang memberi tahu, mereka mungkin membaca catatan kritik saya. Ujungnya, hari ini situs mereka tidak bisa dibuka," kata Rustam sambil memperlihatkan laman SMRC yang tak bisa diakses di layar.

Tak hanya SMRC, Rustam menyatakan bahwa lembaga-lembaga survei lain yang mengunggulkan Jokowi-JK, seperti LSI dan Poltracking juga melakukan praktik sejenis. Atas temuan tersebut anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta dari Djoko Santoso Center Primawira akan membawa kasus tersebut ke pihak Bawaslu dan Kepolisian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement