Jumat 11 Apr 2014 18:32 WIB

Kehadiran Partai Nasional Aceh Bukan Ancaman Bagi Partai Aceh

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
 Seorang bapak sedang melihat contoh kertas suara parpol yang ditempel di TPS kawasan Blang Cut, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Rabu(9/4). (Republika/Rusdy Nurdiansyah)
Seorang bapak sedang melihat contoh kertas suara parpol yang ditempel di TPS kawasan Blang Cut, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Rabu(9/4). (Republika/Rusdy Nurdiansyah)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Juru bicara Partai Aceh (PA), Fahrul Razi mengatakan PA tidak pernah mempermasalahkan munculnya partai-partai lokal di Aceh. ''Semakin banyak partai lokal, demokrasi di Aceh semakin menarik dan bergairah,'' kata Fahrul di Peuniti, Banda Aceh, Jumat (11/4).

Menurut Fahrul, tidak ada persaingan yang tidak sehat antara PA dengan Partai Nasional Aceh (PNA). ''adi yang sebenarnya, tidak ada persaingan negatif dan konflik kekerasan cuma dibesar-besarkan saja. Kami tidak saling bermusuhan,'' ujarnya.

PA dan PNA merupakan partai yang didirikan mantan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). PA dipimpin mantan Panglima GAM, Muzakir Manaf yang sekarang menduduki posisi Wakil Gubernur Aceh. Sedangkan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah merupakan salah satu pendiri GAM dan juru runding GAM di Helsinki. 

Adapun PNA didirikan salah satu pimpinan GAM yang juga mantan Gubernur Aceh seusai perjanjian damai Helsinki yakni Irwandi Yusuf. Selain itu ada sejumlah nama pentolan GAM di PNA, salah satunya manta juru bicara GAM, Sofyan Daud.

''Sebetulnya kehadiran PNA bukan menjadi ancaman bagi PA tapi justru sebagai mitra tanding yang bagus. Justru yang menjadi ancaman positif bagi PA adalah partai-partai nasional seperti Partai NasDem yang kehadirannya cukup mendapat tempat di Aceh,'' tutur Fahrul yang menegaskan merupakan hal yang biasa terjadi bila ada sedikit benturan-benturan terjadi diantara partai politik dan itu juga terjadi tidak hanya di Aceh. 

''Itu biasa, terjadi sedikit gesekan kekerasan, pemerintah pusat di Jakarta saja yang terlalu membesar-besarkan seolah-olah suasana Aceh mencekam, penuh dengan aksi kekerasan, tapi buktinya semuanya terjawab, pemilu berjalan dengan sukses. aman dan terkendali,'' pungkas Ketua Departeman Publikasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PA, Nurlis E Meuko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement