Senin 07 Apr 2014 18:30 WIB

Pemerintah Diminta Cerdas Menangkap Momentum Pertumbuhan Akibat Pemilu

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Perencanaan Pembangunan Nasional Syahrial Loetan mengingatkan pemerintah pusat untuk menangkap semua momentum pertumbuhan ekonomi melalui pesta demokrasi Indonesia, 9 April 2014, pasalnya pemilu dinilai menjadi momentum tepat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

"Pemerintah harus cermat menangkap dan memanfaatkan momentum pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden tahun 2014. Agar pertumbuhan tinggi bisa kita capai," ujar Syahrial Loetan dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin.

Syahrial menilai, pada pemilu kali ini, geliat perekonomian masyarakat menjelang dan saat pemilu, cukup signifikan. Khususnya sektor-sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang akan mendorong perekonomian hingga sekitar 2-3 persen.

Sebab, sektor-sektor UMKM itu akan memproduksi secara melimpah berbagai atribut dan keperluan partai politik (parpol) yang akan digunakan menjelang dan saat pemilu 9 April, dan dilanjutkan saat pemilihan presiden periode 2014-2019.

Contohnya, kata dia, industri-industri garmen akan terlibat mendongkrak perekonomian nasional. Sebab, kebutuhan penggunaan bahan baku kain menjadi sangat tinggi, untuk pembuatan bendera-bendera partai, kaos, dan atribut-atribut lainnya.

Peningkatan permintaan bahan baku kain itu, berdampak pada meningkatnya jumlah pekerja. Implikasinya, tingkat pengangguran akan turun drastis, dan bermuara pada penurunan angka kemiskinan.

"Perputaran uang saat pemilu legislatif dan presiden saja, kami perkirakan mencapai angka fantastis, Rp 100 triliun. Karena itu, peluang besar dan momentum baik ini harus dioptimalkan pemerintah untuk mendongkrak perekonomian nasional. Harusnya pemerintah sangat concern terhadap hal ini," ungkap Syahrial.

Syahrial menjelaskan, perkiraan perputaran dana Rp 100 triliun itu diperoleh dari beberapa alokasi dana. Pertama, perputaran uang dari masing-masing calon anggota legislatif (caleg) diperkirakan secara total bisa mencapai lebih dari Rp 20 triliun.

Kedua, perputaran dana dari setiap parpol untuk menyosialisasikan visi, misi, dan program-program prioritas parpol jika memenangi pemilu, diperkirakan totalnya mencapai Rp 15 triliun.

Ketiga, perputaran uang dari setiap calon presiden nantinya dan pendukungnya untuk memenangi pemilihan presiden, diperkirakan secara total mencapai Rp 50-75 triliun. Pada angka ini termasuk alokasi dana dari KPU yang dikucurkan sebesar Rp 14,4 triliun.

"Meski angka-angka ini masih terus kami kaji mendalam untuk menghasilkan kesimpulan final terkait kontribusi pemilu bagi ekonomi rakyat, namun yang pasti pemerintah harus menangkap momentum ini secara efektif. Apalagi presiden dan beberapa menteri pembantunya, juga sibuk untuk melakukan kampanye parpol masing-masing, sehingga setiap kesempatan dan momentum yang ada, harus dioptimalkan," tandas Syahrial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement