Rabu 22 Jan 2014 23:21 WIB

Penyakit Parpol Islam Versi Muhammadiyah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Mansyur Faqih
Partai Islam
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan partai Islam akan potensi kehilangan pemilih pada pemilu mendatang. Menurutnya, parpol Islam akan semakin ditinggalkan bila tidak sembuh dari penyakit politiknya selama ini. 

Yaitu, hanya menggunakan slogan dan mengandalkan basis massa Islam. Namun tidak bisa meleburkan tujuan bersama parpol Islam dalam memajukan kepentingan umat. "Enggan bersatu ini sudah menjadi penyakit di parpol Islam," ujar Haedar kepada Republika, Rabu (22/1). 

Parpol berbasis massa Islam, katanya, tidak mau membentuk satu tujuan bersama karena merasa memiliki identitas yang berbeda dan paling unggul. "Ini yang aneh di parpol Islam kita, slogan keIslaman yang sama justru tidak memunculkan kohesifitas politik yang sama."

Haedar mengungkapkan, parpol Islam tanpa satu tujuan hanya akan semakin jauh dari aspirasi umat. Apalagi, terkait sosok yang akan diusung menjadi capres. Partai Islam tak akan pernah menemukan calon yang cocok selama langkah menyatukan itu tidak ada. "Terlebih setiap parpol Islam merasa memiliki capres yang paling tepat," ujarnya.

Haedar pun mengusulkan perlunya redefinisi capres Islam. Apakah mewakili tokoh umat Islam? Tokoh parpol Islam? Atau cukup capres beragama Islam? Menurut dia, ini perlu menjadi kesepahaman bersama parpol Islam, agar tidak semakin hilang di kancah politik nasional.

Di sisi lain, lanjutnya, parpol Islam lemah dalam strategi dan kinerja tokoh di legislatif dan eksekutif. Bahkan, dalam hal ini parpol Islam kalah dengan strategi dan tokoh dari parpol non Islam yang dianggap lebih bisa menunjukkan kedekatan mereka dengan masyarakat serta tidak elitis. 

Ia pun menghimbau agar parpol Islam dapat memperbaiki strategi dan kinerja perwakilan. Sehingga dapat memperbaiki distorsi keislaman yang selama ini sudah diciderai parpol Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement