Jumat 31 Aug 2018 18:31 WIB

UGM dan GSM Sinergikan Pendidikan Modern di Kulonprogo

Ini kolaborasi pertama GSM yang melibatkan dinas pendidikan dan institusi pendidikan.

Workshop 'Sekolah Menyenangkan' yang digelar Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bekerja sama dengan Sekolah Vokasi UGM dan Dinas Pendidikan Kulonprogo di Sleman, Kamis (30/8).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Workshop 'Sekolah Menyenangkan' yang digelar Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) bekerja sama dengan Sekolah Vokasi UGM dan Dinas Pendidikan Kulonprogo di Sleman, Kamis (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kulonprogo dan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) mengadakan workshop ‘Sekolah Menyenangkan’ pada Selasa (28/8) hingga Kamis (30/8) lalu.

Acara yang digelar selama dua hari di Kulonprogo dan sehari di Sleman itu dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari gabungan 80 SD dan SMP di Kabupaten Kulonprogo. Berawal dari perubahan mindset, acara dilanjutkan dengan sharing guru-guru GSM, lalu ditutup dengan diskusi serta refleksi.

Ini merupakan kolaborasi pertama GSM yang melibatkan dinas pendidikan dan institusi pendidikan tinggi. Muhammad Nur Rizal, pendiri GSM, turut memuji sinergi antara tiga lapisan pendidikan ini. 

Menurutnya, kerja sama ini bisa menjadi model untuk memaksimalkan pengembangan pendidikan di daerah-daerah lain. Perubahan radikal dan masif tidak bisa dimulai oleh satu pihak, melainkan butuh kolaborasi dengan berbagai lapisan masyarakat.

“Tidak hanya melibatkan sekolah-sekolah, pemegang kebijakan dalam Dinas Pendidikan Kulon Progo dan instansi pendidikan tinggi seperti Sekolah Vokasi UGM turut terlibat dalam workshop ini. Nantinya kerja sama ini tidak akan berhenti pada acara monumental, tetapi disusul dengan pendampingan sekolah-sekolah,” kata pria yang juga menjadi dosen Fakultas Teknik UGM itu, Jumat (31/8).

Menurut Rizal, model sinergi seperti ini bisa diterapkan sebagai model di daerah-daerah lain untuk menghasilkan pendidikan berkualitas di Indonesia. Tidak sekadar berpusat pada konten, namun berkelanjutan dan mengutamakan perubahan-perubahan sistemik di sekolah. "Tidak hanya GSM, tetapi juga melibatkan dinas dan institusi pendidikan tinggi," katanya.

Perwakilan dari SV UGM, mengatakan awal mulanya pengabdian masyarakat Sekolah Vokasi UGM dengan Kulonprogo lebih mengarah pada pariwisata. "Namun sejak tahun lalu, GSM membuat Fakultas tertarik untuk merambah ke bidang pendidikan. Sosialisasi yang sempat digelar tahun lalu pun kini berlanjut pada acara workshop hari ini,” ujar Rini, perwakilan dari SV UGM.

Ia mengungkapkan, ketika pihaknya mengajak kerja sama Dinas Pendidikan Kulonprogo, mereka langsung setuju karena sejalan dengan visi-misi pendidikan karakter. "Setelah acara ini, kami berharap paling tidak ada model pendampingan untuk menindaklanjuti,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement