Rabu 29 Aug 2018 02:00 WIB

Mahasiswa Untag Ciptakan Alat Pendeteksi Kebocoran Pipa PDAM

Kebocoran pipa dideteksi menggunakan sensor.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Lasmiran Abdullah menguji coba alat pengontrol kebocoran pipa Perusahaan Daerah Air Minnum (PDAM) berbasis komputer atau Supervisor Control And Data Accusition (SCADA).
Foto: Republika/dadang kurnia
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Lasmiran Abdullah menguji coba alat pengontrol kebocoran pipa Perusahaan Daerah Air Minnum (PDAM) berbasis komputer atau Supervisor Control And Data Accusition (SCADA).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Lasmiran Abdullah merancang alat pengontrol kebocoran pipa Perusahaan Daerah Air Minnum (PDAM) berbasis komputer atau Supervisor Control And Data Accusition (SCADA). Alat ini diciptakan untuk menekan angka kehilangan air PDAM, dan penyaluran air kepada masyarakat lebih optimal.

Mahasiswa program studi Teknik Elektro itu mengatakan alat yang dia rancangnya berawal dari masalah yang sering dihadapi PDAM Surabaya. PDAM Surabaya kehilangan 30 persen air dari hasil produksi air bersih mereka karena kebocoran pipa.

"Kebocoroan pipa di PDAM Surabaya bukan hal mudah untuk menekannya terlebih jaringan PDAM yang tersambung di dalam tanah Surabaya sepanjang kurang lebih 570 ribu kilometer," ujar Lasmiran, Selasa (28/8).

 

Lasmiran mengatakan, SCADA memang tidak langsung bisa memperbaiki pipa yang bocor. Tetapi hanya mendeteksi kebocoran pipa lewat komputer yang dilakukan dari jauh. Alat ini memanfaatkan sambungan sensor pada PLC yang menjadikannya sebagai otak utama.

"Dengan alat ini, petugas PDAM bisa mengontrol dan memonitor pipa dari jarak jauh untuk mendeteksi kebocoran pada pipa. Setelah diketahui aada kebocoran, petugas bisa langsung ke lokasi," ujar Lasmiran

Alat alat yang diciptakannya masih dalam uji coba sehingga kemungkinan baru bisa berfungsi 70 persen. Sensor yang berukuran kecil dan belum terkalibrasi saat ini masih menjadi kendala. Untuk itu, diperlukan sensor yang lebih besar.

Lasmiran mengaku, SCADA pendeteksi kebocoran pipa PDAM dirancangnya dalam waktu kurang lebih satu bulan. Adapun biaya yang dikeluarkannya untuk merancang alat tersebut sebesar Rp 5 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement