Selasa 28 Aug 2018 14:10 WIB

Kalah dari Malaysia, Sepak Takraw Putra Hanya Raih Perak

Indonesia kalah di final dari Malaysia dengan skor 21-18, 20-22 dan 11-21

Rep: Lintar Satria/ Red: Hazliansyah
Pemain sepak takraw putra Indonesia (kiri) meluapkan kegembiraan seusai meraih poin saat pertandingan penyisihan tim ganda putra sepak takraw Asian Games 2018 di GOR Ranau, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (23/8).
Foto: INASGOC/Nova Wahyudi
Pemain sepak takraw putra Indonesia (kiri) meluapkan kegembiraan seusai meraih poin saat pertandingan penyisihan tim ganda putra sepak takraw Asian Games 2018 di GOR Ranau, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tim nasional sepak takraw putra Indonesia harus puas hanya meraih medali perak di Asian Games 2018 nomor beregu putra. Indonesia harus mengakui keunggulan Malaysia di final dengan skor 21-18, 20-22, dan 11-21, dalam laga yang berlangsung di veneu sepak takraw, Jakabaring Sports City, Selasa (28/8).

Indonesia menurunkan Muhammad Hardiansyah Muliang, Nofrizal dan Abdul Halim Rajdiu di set pertama. Sementara Malaysia menurunkan Alias Mohammad Azlan, Abdul Razak Muhammad Zulkifli dan Adam Farhan. Di set pertama pertandingan berlangsung sangat ketat.

Kedua tim saling kejar mengejar poin dari awal sampai akhir pertandingan. Awalnya Malaysia lebih unggul. Permainan mereka lebih rapi dan Azlan sebagai killer bermain dengan apik.

Berbeda dengan Indonesia, Abdul Halim yang bermain sebagai tekong sering kali melakukan kesalahan sendiri. Servis-servis Abdul Halim kerap tersangkut di net.

Di pertengahan poin 11-15, Abdul Halim digantikan oleh Prasetya Victoria Eka. Sejak itu permainan Indonesia juga lebih baik. Sampai bisa mengejar 16-17. Di set pertama ini Indonesia bernasib baik karena di poin-poin Malaysia justru sering melakukan kesalahan sendiri. Nofrizal sebagai killer pun bermain dengan sangat baik.

Di awal set kedua pertandingan kembali berjalan dengan sangat ketat. Kedua tim saling kerja mengejar poin. Tapi di awal set kedua Indonesia jauh lebih unggul. Muliang sebagai fedder bisa menghalau bola dengan baik. Ia pun dapat menyalurkan bola ke Nofrizal untuk di spike dengan sempurna.

Malaysia terus kesulitan sampai Indonesia sempat unggul 19-16. Tapi setelah itu Malaysia bangkit dan mengambil poin demi poin sampai 19-20.  Poin ke 21 Malaysia dinyatakan tidak sah dan menjadi poin untuk Indonesia.

Malaysia yang sempat mengira telah memenangkan set kedua melakukan protes ke wasit. Tapi akhirnya keputusan wasit tidak diubah,  kedudukan menjadi 20-20.

Prasetya sebagai tekong tidak mengambil kesempatan tersebut dengan baik. Servisnya menyakut di net dan Malaysia pun mendapatkan poin ke-21. Akhirnya mereka berhasil memenangkan set kedua setelah serangan Azlan tidak bisa ditahan Indonesia.

Permainan Indonesia di set ketiga kian memburuk. Dalam waktu singkat Indonesia tertinggal 0-6. Indonesia sempat mengambil dua poin ketika Nofrizal yang sudah lelah digantikan oleh Herson Muhammad Saipul.

Keberadaan Herson yang juga kapten tim sepak takraw putra Indonesia tidak banyak membantu. Pelatih Indonesia terlambat mengganti Nofrizal akibat Malaysia sudah terlalu unggul. Malaysia pun mengakhiri set ketiga dengan skor 11-21.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement