Selasa 28 Aug 2018 10:51 WIB

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya

Presiden Joko Widodo yang gencar mengampanyekan budaya berjalan kaki

Tinjau Kesiapan ASIAN Games. Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono,  Menpora Imam Nahrawi, Kepala Bekraf Triawan Munaf, dan Ketua Inasgoc Erick Thohir (dari kiri) melihat kesiapan tempat ASIAN Games 2018 di Pedestrian GBK, Senayan, Jakarta, Senin (25/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Tinjau Kesiapan ASIAN Games. Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menpora Imam Nahrawi, Kepala Bekraf Triawan Munaf, dan Ketua Inasgoc Erick Thohir (dari kiri) melihat kesiapan tempat ASIAN Games 2018 di Pedestrian GBK, Senayan, Jakarta, Senin (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erick Thohir*

Pada 2017, tim dari Stanford University melakukan penelitian di 46 negara terkait minat masyarakat berjalan kaki. Hasilnya, Hong Kong menjadi negara yang rakyatnya paling gemar berjalan kaki.

Setiap harinya, satu orang Hong Kong rata-rata berjalan sejauh 6.880 langkah atau sekitar 6 kilometer. Setelah Hong Kong, ada Cina (6.189 langkah), Ukraina (6.107), Jepang (6.010), dan Rusia (5.969) sebagai lima besar negara dengan angka pejalan kaki terbesar.

Lantas di mana posisi Indonesia? Menurut penelitian Stanford University, Indonesia ada di peringkat terakhir dengan 3.513 langkah per hari.

Jika diteliti lebih jauh, negara-negara peringkat atas dalam hal jumlah pejalan kaki adalah negara yang penduduknya punya etos kerja tinggi. Selain terkait dengan etos, budaya jalan kaki punya berbagai manfaat bagi persona maupun negara.

Bagi persona pejalan kaki, manfaat utamanya terkait kesehatan tubuh dan pikiran. Sedangkan bagi negara, angka jalan kaki yang tinggi bisa jadi solusi mengatasi problem kemacetan dan lingkungan.

Sengaja saya memulai tulisan ini dengan membahas seputar jalan kaki. Sebab jalan kaki ada hubungannya dengan pelaksanaan Asian Games 2018 kali ini.

Mungkin sebagian dari anda ada yang mengeluhkan atau bertanya-tanya, mengapa area kompleks Gelora Bung Karno diberlakukan aturan steril kendaraan? Mengapa mesti berjalan kaki jauh untuk mencapai arena pertandingan Asian Games kali 2018?

Hal-hal ini wajar jadi pertanyaan di Indonesia yang angka rata-rata pejalan kakinya di kisaran tiga ribu langkah. Dengan angka seperti itu, berjalan sekitar satu kilometer dari pintu masuk GBK menuju Istora, jadi terkesan jauh.

Sedangkan bagi penonton asal Hong Kong, Jepang atau Korea, urusan jalan kaki di seputaran GBK yang hanya di kisaran satu sampai dua kilometer, bukanlah menjadi pertanyaan melainkan kewajaran.

Aturan steril kendaraan di seputaran lokasi pertandingan Asian Games 2018 punya maksud selaras dengan manfaat berjalan kaki. Ini terkait mencegah problem kemacetan di area pertandingan, lingkungan yang bebas polusi, serta keteraturan.     

Tapi yang tak kalah penting, aturan ini diharapkan mampu menumbuhkan budaya berjalan kaki di Indonesia. Ini sesuai dengan semangat Presiden Joko Widodo yang gencar mengampanyekan budaya berjalan kaki.

"Jalan kaki itu menyehatkan dan mengasyikkan. Mumpung di negeri kita akan digelar pesta olahraga Asian Games 2018, yang akan dihadiri 17.000 atlet dari 45 negara, disusul Asian Paragames, mari kita kumandangkan: Biasakan jalan kaki yang sehat untuk masyarakat," begitu pesan Presiden Jokowi yang diunggah lewat akun Instagram pribadinya, Sabtu (4/8).

Apa yang dikatakan Presiden soal budaya berjalan kaki juga ditunjang dengan penyediaan fasilitas pedestrian yang representatif. Di seputaran GBK, kita semua bisa melihat hadirnya fasilitas pedestrian yang memadai bagi setiap pejalan kaki. Walhasil, apa yang diimbau Presiden Jokowi soal berjalan kaki mestinya bukan lagi menjadi pertanyaan, melainkan sudah menjadi kebutuhan.

Apa yang diutarakan Presiden tersebut juga mesti menjadi semangat kita bersama. Asian Games jadi kesempatan bagi kita semua untuk tak sekadar mempercantik tampilan fisik semata, melainkan membangun budaya positif. Salah satunya budaya berjalan kaki.

Sebab inilah salah satu tujuan utama Asian Games yang tak sekadar membangun fisik dan infrastruktur kelas satu, melainkan juga membangun manusia Indonesia yang semakin maju. Ini sesuai dengan semangat kebangsaan 'Indonesia Raya' yang selalu kita nyanyikan bersama: Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia raya.......

*penulis adalah Ketua Panitia Penyelenggaran Asian Games 2018 (Inasgoc) dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement