Senin 27 Aug 2018 17:26 WIB

Pelatih Perahu Naga Minta Maaf Hanya Bisa Raih Perak

Suryadi terkejut dengan penampilan Cina-Taipei di Asian Games 2018.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Perunggu Perahu Naga Putra. Tim Dayung Perahu Tradisional Indonesia menuju garis start saat pertandingan cabang Kano nomor balap Perahu Tradisional 500 m putra di Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang, Ahad (26/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Perunggu Perahu Naga Putra. Tim Dayung Perahu Tradisional Indonesia menuju garis start saat pertandingan cabang Kano nomor balap Perahu Tradisional 500 m putra di Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pelatih perahu naga Indonesia Mohammad Suryadi meminta maaf hanya bisa mempersembahkan medali perak. Tim perahu naga Indonesia harus mengakui keunggulan Cina-Taipei di nomor 1.000 meter putra dan harus puas hanya mendapatkan medali perak.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, kami tidak berhasil meraih medali emas, mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Suryadi di Jakabaring Rowing and Canoeing Regatta Course, Senin (27/8).

Tim perahu naga Indonesia memulai start dengan sangat baik. Mereka sempat berada di barisan terdepan meski di tempel ketat oleh Cina-Taipei dan Korea Bersatu. Pada 250 meter jelang finis, Cina-Taipei mendorong perahu mereka dengan sangat cepat. Tim Indonesia pun akhirnya tersusul.

Suryadi mengatakan, anak asuhnya sudah berusaha semaksimal mungkin di Asian Games 2018. "Anak-anak sudah berusaha maksimal untuk bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia," jelas dia.

Suryadi melanjutkan, ia pun terkejut dengan penampilan Cina-Taipei di Asian Games 2018. Pasalnya tim tangguh seperti Cina, Myanmar, dan Singapura sudah gagal lolos ke final. "Memang Taipei ini tak diprediksi, karena Cina sudah diatasi, Myanmar, Thailand dan beberapa negara lain. Tapi ternyata bulan Mei di Kejuaraan Asia bukan tolok ukur bagi kami untuk mengalahkan negara lain," katanya.

Suryadi mengatakan, di Kejuaraan Asia sebelumnya Indonesia bisa mengalahkan Taipei. Selisih antara Taipei dengan Indonesia hanya tiga detik. Taipei mencatatkan waktu 4 menit 31,185 detik, sementara Indonesia 4 menit 34,947 detik. "Taipei di Kejuaraan Asia malah bisa kami kalahkan, kami berharap bisa mengalahkan Cina, ternyata Taipei lebih unggul dibanding Indonesia," ujarnya.

Suryadi menegaskan selama pertandingan anak asuhnya sudah berlomba sesuai dengan strategi tim. Tapi pada akhirnya Mochamad Taufan Wijaya,  Anwar Tarra, Sutrisno, Syahrul Saputra, Dedi Saputra, Muhammas Yunus Rustandi, Andri Agus Mulyana, Poliyansyah, Erwin David Monim, Marjuki, Yuda Firmansyah, Arpan, Spens Mehue Stuber, Medi Juana, Muhammad Fajar Faturahman dan Rio Akbar harus mengakui unggulan tim Cina-Taipei.

"Tidak ada masalah semuanya sudah sesuai prosedur lomba anak-anak laksanakan dengan baik, dari mulai start mempertahankan kecepatan sampai finis betul-betul dilakukan dengan baik malah. Taipei memang lebih unggul," jelas Suryadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement