Ahad 22 Jul 2018 21:43 WIB

Aries Susanti Rahayu, Tetap Membumi di Puncak Karier

Ia atlet andalan panjat tebing Indonesia yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti Rahayu mengikuti Pelatnas di Arena Panjat Tebing Mandala Krida, DI Yogyakarta, Senin (4/6).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti Rahayu mengikuti Pelatnas di Arena Panjat Tebing Mandala Krida, DI Yogyakarta, Senin (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aries Susanti Rahayu, menjadi perbincangan publik ketika atlet panjat tebing nasional itu berhasil merebut gelar juara dunia dalam kejuaraan International Federation of Sport Climbing (IFSC) 5-6 Mei 2018 di Chongqing, Cina. Gelar tersebut membuatnya berada di puncak popularitas terbaiknya sebagai atlet andalan panjat tebing Indonesia yang dipersiapkan di ajang Asian Games 2018 mendatang. 

 

Namun, torehan itu tidak mau membuat Aries jemawa, karena langkahnya untuk berprestasi bagi Indonesia masih cukup panjang. ''Saya selalu ingat nasihat orang tua agar rendah hati dan menjadi pribadi yang terus membumi,'' kata Aries dikutip dari situs resmi Kemenpora, Ahad (22/7).  

 

Anak dari pasangan Sanjaya dan Maryati ini mengatakan, menggeluti olahraga panjat tebing bukanlah sesuatu yang mudah. Selain teknik, dalam menaklukkan papan panjat setinggi 18 meter dibutuhkan kemampuan dan kecepatan tenaga yang semuanya harus dilatih dan diperhitungkan dengan matang. 

Di laga final IFSC, Aries mengalahkan peringkat ketiga dunia dari Rusia, Elena Timofeeva. Aries berhasil jadi yang tercepat dengan catatan waktu 7,51 detik, sementara sang lawan hanya 9,01 detik.

 

Setelah pertandingan itu, video Aries saat memanjat papan mendapat perhatian dari warga Indonesia. Beberapa orang bahkan menjuluki Aries sebagai 'Spiderwoman', merujuk pada tokoh fiksi Spiderman yang punya kekuatan super untuk memanjat dengan cepat. Sontak nama Aries jadi perbincangan hangat di media sosial.

 

Perempuan kelahiran Grobogan, Jawa Tengah pada 21 Maret 1995, itu sejak dini sudah berkecimpung di dunia olahraga. Ketika duduk di bangku sekolah menengah, Aries adalah atlet atletik di SMP Negeri 1 Grobogan. Sampai suatu ketika, Aries menonton kejuaraan olahraga panjat tebing di layar televisi.

 

Menurut Aries, tak butuh waktu lama baginya untuk menyukai olahraga yang dianggap menantang itu. Sebab, guru olahraga Aries di SMP juga mengenalkan dirinya untuk dengan panjat tebing. Lewat sang guru, Aries mengenal istilah-istilah dan merasakan sensasi olahraga panjat tebing untuk kali pertama. Hal itu terjadi pada 2007, ketika usia Aries masih 12 tahun. Sejak hari itu, Aries bertekad untuk menekuni olahraga panjat tebing.

 

Komitmen dan ketekunan Aries berbuah kepercayaan dari sang pelatih untuk mengikuti sebuah kejuaraan tingkat nasional pada 2008. Kala itu Aries berhasil naik ke podium dengan meraih perak. Kecepatan, kemampuan, serta teknik Aries dalam memanjat dianggap cukup baik, sehingga Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) tertarik untuk memboyong Aries ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Yogyakarta.

 

Latihan demi latihan terus Aries jalani, sambil menyelesaikan pendidikan formalnya. Lulus dari SMP Negeri 1 Grobogan, Aries melanjutkan pendidikan ke SMA Kristen Purwodadi dan Universitas Muhammadiyah Semarang. Debut pertama Aries di level internasional terjadi pada tahun lalu, tepatnya pada 17-21 September 2017 dalam kejuaraan Asian Continental Championship di Teheran, Iran.

 

Kala itu, Aries turun pada nomor women speed dan naik ke podium dengan meraih perunggu. Sebagai seorang debutan, hasil itu dirasa cukup. Untuk itulah ia dipercaya turun pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya seperti IFSC Climbing Worldcup 2017 di Wujian dan di Xiamen, Cina. Pada kejuaraan itu Aries berhasil menjaga performa serta kualitasnya dengan meraih peringkat keempat di Wujian dan peringkat kedua ketika di Xiamen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement