Selasa 03 Jul 2018 14:28 WIB

Ingin Cetak Gol Ketiga, Alasan Jepang tak Kendurkan Serangan

Jepang harus menerima kekalahan atas comeback Belgia di menit-menit akhir laga.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Endro Yuwanto
 Pesepak bola Belgia Nacer Chadli mencetak gol ke gawang Jepang pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Rostov Arena, Selasa (3/7) dini hari WIB.
Foto: AP/Hassan Ammar
Pesepak bola Belgia Nacer Chadli mencetak gol ke gawang Jepang pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Rostov Arena, Selasa (3/7) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, ROSTOV -- Pelatih Jepang Akira Nishino menyatakan, timnya tak mengendurkan serangan saat unggul 2-0 atas Belgia di babak 16 besar Piala Dunia 2018 lantaran ingin mencetak gol lagi. Ia pun merasa timnya sudah cukup kuat untuk menyamai permainan Belgia.

"Kami ingin memenangkannya. Tim kami cukup kuat melawan Belgia, setidaknya kami bisa menyamai mereka, saya percaya," ujar Akira dikutip dari BT Sport, Selasa (3/7).

Baca Juga

Juru taktik tim Samurai Biru itu memiliki rencana yang berbeda di kepalanya. Setelah bermain dengan baik, Jepang harus menerima kekalahan atas comeback yang dilakukan Belgia di menit-menit akhir pertandingan. Gol tersebut, kata dia, tidaklah diharapkan sebelumnya.

"Saat kami unggul 2-0, saya tidak mengganti pemain. Saya sangat ingin mencetak gol lainnya dan kami memiliki kesempatan itu. Kami mencapai suatu batas, mengontrol bola dan permainan, tapi pada poin itu, Belgia meningkatkan permainannya," kata Akira.

Saat tendangan bebas dan tendangan pojok dilakukan, Akira memutuskam untuk mengakhiri pertandingan itu dengan harapan berlanjut ke babak tambahan. Ia tak mengira akan terjadi serangan balik yang cepat dari Belgia sebelum Nacer Chadli mengunci kemenangan untuk the Red Devil. "Saya tak mengharapkan jenis serangan balik super. Dan pemain saya tak berharap, dalam beberapa detik bola akan masuk ke dalam wilayah kami dan itu akan memutuskan (hasil) pertandingan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement