Rabu 30 May 2018 19:28 WIB

Merchandise Asian Games Diproduksi Perusahaan Lokal

Dari 17 perusahaan pemegang lisensi, 15 diantaranya merupakan perusahaan lokal

Rep: Fitriyanto/ Red: Hazliansyah
Ketua Inasgoc Erick Thohir berfoto usai launching official merchandise Asian Games 2018 di Mall Senayan City, Jakarta, Jumat (23/3).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Inasgoc Erick Thohir berfoto usai launching official merchandise Asian Games 2018 di Mall Senayan City, Jakarta, Jumat (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelakasana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir memastikan produk merchandise Asian Games 2018 mayoritas diproduksi oleh perusahaan lokal. Dari 17 perusahaan pemegang lisensi produk merchandise Asian Games, 15 perusahaan berasal dari dalam negeri.

Mereka diantaranya seperti Sritex, Brodo, dan lainnya. "Hanya ada dua pemegang lisensi dari luar negeri yakni Royal Selangor dan Giordano. Itupun karena kita belum bisa menghasilkan produk sebaik mereka. Kalau ada yang lokal, pasti kita utamakan," ujar Erick Thohir dalam jumpa pers, Rabu (30/5).

Meski mayoritas pemegang lisensi dari dalam negeri, Erick memastikan produk yang diproduksi kualitasnya tidak kalah dengan produk dunia.

"Merchandise Asian Games world class desain, tidak kalah dari produk NBA, Walt Disney, kualitasnya bagus," kata dia.

Perusahaan-perusahaan pemegang lisensi merupakan perusahaan-perusahaan yang telah melalui seleksi seperti kualitas produk, ketersediaan produk yang dapat diterima pasar, serta kredibilitas perusahaan.

Erick kembali menegaskan bahwa Asian Games 2018 bukan ajang olahraga semata. Namun memberikan dampak, termasuk ekonomi. "Berkat dukungan lisensi, Asian Games bukan hanya event olahraga tetapi nasional branding. Promosi produk Indonesia di dunia, dampak ekonomi juga akan sangat besar," kata dia.

Selain 17 pemegang lisensi merchandise, lanjut Erick, Inasgoc juga akan melibatkan sekitar 321 usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sebagian besar bidang usaha kuliner.

Erick juga menjelaskan bahwa semua pendanaan untuk pembuatan merchandise tidak menggunakan dana APBN.

"Dana kita dengan sistem bagi hasil. Semua dari partner. Kita tidak bikin kaus, dan lain-lain, agar perputaran uang berjalan di berbagai jenis usaha," jelas Erick.

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan dampak ekonomi langsung Asian Games dair berbagai sektor mencapai Rp 45,1 triliun termasuk dari pengeluaran pengunjung, investasi infrastruktur pendukung, dan operasionalisasi penyelenggaraan.

Bappenas juga memperkirakan persebaran para perserta dan pengunjung Asian Games 2018 terbagi sebanyak 70 persen di Jakarta dan 30 persen di Palembang.

Persebaran itu juga mempengarahui dampak ekonomi langsung Asian Games dari pengeluaran pengunjung yaitu sebesar Rp 2,6 triliun di Jakarta dan Rp 967 miliar di Palembang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement