Kamis 19 Apr 2018 02:06 WIB

Konjen RI Jeddah Siap Sambut Program Internasionalisasi UMY

UMY terus mengembangkan pendidikan hingga mencapai world class university.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Agus Yulianto
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Rapat Senat Terbuka dengan agenda Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad UMY ke-37  di Ruang Sidang Gedung AR. Fachrudin B lantai 5, Kampus Terpadu UMY, Rabu (18/4).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Rapat Senat Terbuka dengan agenda Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad UMY ke-37 di Ruang Sidang Gedung AR. Fachrudin B lantai 5, Kampus Terpadu UMY, Rabu (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Hubungan harmonis antara bangsa Indonesia dengan Arab Saudi sudah terjalin sejak lama. Terlebih kedua negara tersebut memiliki kesamaan yakni dengan mayoritas masyarakat muslim terbanyak di dunia. Karena itulah, hubungan bilateral antara kedua negara tersebut diharapkan bisa semakin erat, khususnya dalam bidang pendidikan.

Hal itulah yang disampaikan oleh Mohamad Hery Saripudin, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, saat menyampaikan Pidato Milad 37 universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (18/4). Acara Rapat Senat Terbuka dengan agenda Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad UMY ke-37 tersebut diselenggarakan di Ruang Sidang Gedung AR. Fachrudin B lantai 5, Kampus Terpadu UMY.

Hery menyampaikan, hubungan harmonis antara bangsa Indonesia dengan Arab Saudi yang sudah terjalin lama, merupakan bentuk konkret hubungan baik kedua negara tersebut. Terlebih, setelah adanya kunjungan Raja Salman pada 2017 yang lalu dan menandatangani nota kesepahaman dalam berbagai bidang dengan Indonesia, salah satunya bidang pendidikan.

"Untuk itu civitas akademika UMY perlu merespons aktif adanya kesepekatan tersebut serta beperan dalam peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas masyarakat," kata dia.

Selain itu, menurut Hery konsep Islam yang berkemajuan yang juga diusung oleh Muhammadiyah dapat dijadikan salah satu acuan untuk bersinergi lebih luas dengan Kerajaan Arab Saudi. Karena, saat ini, pemerintah Arab Saudi memang sedang menggalakkan ide Islam moderat.

"Untuk mendukung gerakan Internasionalisasi Muhammadiyah khususnya UMY, maka kami sangat terbuka memberikan kesempatan terhadap mahasiswa UMY untuk bisa melaksanakan KKN di Jeddah," ujarnya.

Gerakan Internasionalisasi ini juga merupakam langkah nyata sebagai bagian dari ijtihad Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah harus melihat momentum yang sangat penting ini dan menunjukan bahwa umat Islam tidak hanya toleran dan moderat. Akan tetapi harus menjadi umat yang kekinian dan berorientasi dalam memaksimalkan potensi ekonomi lokal agar bisa memberikan manfaat secara meluas.

Mohamad menambahkan, setiap tahunnya, masyarakat Indonesia berbondong-bodong untuk melaksanakan ibadah haji maupun umrah dan menunjukan peningkatan yang signifikan. "Dengan keberadaan masyarakat Indonesia di Arab Saudi tentunya kami harus menjamin masyarakat Indonesia dilindungi pemerintahnya, baik terhadap tenaga kerja maupun para pelajar," ujarnya.

Meningkatnya masyarakat dunia yang berkunjung ke Arab Saudi sangat membuka peluang untuk para pebisnis. Untuk itu, kata dia, keluarga besar Muhammadiyah juga harus mampu melihat peluang untuk dapat berkiprah dalam kerjasama pada bidang ekonomi dan perdagangan.

Rektor UMY, Gunawan Budiyanto mengatakan, pada prosesnya, UMY sudah mampu melakukan akselarasi dalam berbagai aspek baik dalam akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat.

"Menjadi kampus yang memiliki reputasi internasional sudah menjadi fokus kami saat ini. Kami akan terus mengembangkan pendidikan yang kompetitif dan eksis di skala nasional maupun internasional demi terwujudnya World Class University," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement