Ahad 25 Mar 2018 23:19 WIB

Sejumlah Kiper Keluhkan Kualitas Bola Piala Dunia 2018

De Gea mengatakan pergerakan bola Adidas Telstar 18 sangat aneh.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Israr Itah
David De Gea dengan bola Adidas Telstar 18
Foto: EPA-EFE/RONALD WITTEK
David De Gea dengan bola Adidas Telstar 18

REPUBLIKA.CO.ID, DUESSELDORF -- Para kiper yang berlaga di Piala Dunia Rusia nanti, David de Gea, Pepe Reina dan Marc-Andre ter Stagen mengeluh soal bola Adidas Telstar 18. FIFA memutuskan untuk memperbarui bola ikonik Adidas Telstar yang digunakan pada Piala Dunia 1970 dan 1974.

Tapi menurut tiga kiper tersebut, para penjaga gawang yang akan bermain di Piala Dunia pasti mengalami banyak kesulitan dengan bola itu. Menurut mereka, jatuhnya bola tidak dapat diprediksi. Sementara masih banyak waktu untuk memperbaiki kualitas Telstar 18.

"Saya bertaruh setidaknya kita akan melihat 35 gol dari jarak jauh di Rusia karena mustahil untuk dihalau. Bola tersebut dilapisi plastik yang membuatnya semakin sulit untuk dicengkram," kata Reina, seperti dilansir dari AS, Ahad (25/3).

De Gea mengatakan pergerakan bola Adidas Telstar 18 sangat aneh. Ia kebobolan saat membela La Roja pada laga uji coba melawan Jerman yang berakhir 1-1 di Esprit Arena, Duesseldorf, Jumat (23/3) lalu. Tendangan Thomas Mueller dari luar kotak penalti gagal dihalaunya.

Ter Stegen juga mengatakan hal yang serupa. Tapi ia lebih optimistis dibandingan dua kiper Spanyol. Kiper tim nasional Jerman tersebut mengatakan bola Adidas Telstar sulit digenggam.

"Tapi saya kira kami hanya harus membiasakannya dan mencoba mengusainya secepat mungkin sebelum Piala Dunia dimulai, kami tidak memiliki pilihan lain," kata Ter Stegen.

Pemakaian bola Adidas Telstar diumumkan pada tahun lalu. "Telstar salah satu bola sepak yang paling ikonik sepanjang masa dan salah satu bola yang mengubah desain sepak bola selamanya. adi mengembangkan Telstar 18 sementara bertahan dengan model yang aslinya menjadi tantangan yang menarik bagi kami," kata Director Football Hardware Adidas Roland Rommler. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement