REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Universitas Pamulang (Unpam) menggelar seminar akutansi internasional, Rabu, (21/3). Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan akutansi mengenai perekonomian.
"Ini upaya kami meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Tanpa dukungan banyak pihak seperti Rektor Unpam dan jajarannya seminar tidak akan bisa berjalan," ujar Ketua Program Studi Akutansi S1 Unpam Endang Ruhiyat di sela acara, Rabu, (21/3).
Menurutnya, kampus bertanggung jawab dalam mengantarkan mahasiswanya untuk memiliki daya saing dan memenuhi harapan dunia usaha. "Maka kami selenggarakan ini sebagai bekal mereka. Hal itu karena, belajar bukan hanya dari bangku kuliah tapi juga dari praktisi serta akademisi," jelas Endang.
Ia pun menyebutkan, kini jumlah mahasiswa prodi akuntasi Unpam yang aktif sebanyak 9.450. Jumlah tersebut, kata dia, di sisi lain menjadi kebanggan namun di sisi lain menjadi amanah.
Rektor Unpam Dayat Hidayat menambahkan, total mahasiswa Unpam sekarang mencapai 82 ribu. Setiap tahun, kampus yang sudah berdiri selama 14 tahun itu menerima mahasiswa baru sebanyak 20 ribu lebih.
"Tujuan diadakannya kampus ini agar masyarakat yang punya keterbatasan tetap bisa menguliahkan anaknya," kata Dayat sebelum membuka seminar akutansi internasional bertema 'Sustainable Development Challenge and Opportunity for Accountant Profession in Developing Countries' itu. Dirinya bahkan mengklaim, Unpam merupakan kampus termurah di Indonesia dengan biaya kuliah sekitar Rp 200 ribu per bulan.
Perlu diketahui, ada empat pembicara dalam seminar kali ini. Selain Dadang Ruhiyat, ada pula dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Istiana Maftuchah, serta dua pembicara asing, yakni dari Malaysia dan Filipina.
Tidak hanya seminar, Unpam juga mengadakan 'Call for Papers'. Maka usai seminar, ada 70 peserta yang mempresentasikan paper-nya. Para peserta yang terdiri dari mahasiswa juga dosen tersebut berasal dari berbagai kampus di Jakarta serta luar negeri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
