Rabu 21 Feb 2018 10:11 WIB

UIN Ar-Raniry Telah Lahirkan 82 Doktor dan 1.454 Magister

Lulusan Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry jangan jadi tukang, tapi jadilah pemikir.

Suasana wisuda Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Selasa (20/2).
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Suasana wisuda Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDA ACEH -- Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry melakukan yudisium kepada sebanyak 88 mahasiswa program Magister dan Doktor semester ganjil tahun akademik 2017-2018. Proses yudisium berlangsung di aula utama gedung PPs UIN, Banda Aceh, Selasa (20/2).

Wakil Direktur PPs UIN Ar-Raniry, Dr  Salman Abdul Muthalib Lc,  MA dalam sambutannya mengatakan, dari penyelenggaraan pendidikan pada semester ganjil tahun akademik 2017-2018, Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh menghasilkan 84 alumni baru, empat  orang doktor dan 80 orang magister.

 

Dari jumlah itu, untuk magister, Fiqh Modern 8 orang, Pendidikan Agama Islam 29 orang, Pemikiran Dalam Islam tujuh  orang, Pendidikan Bahasa Arab delapan  orang, Ilmu Dakwah delapan orang, Ekonomi Islam  17 orang, Sejarah Tamaddun Islam tiga orang. Sementara untuk Doktor, kata Dr Salman, empat orang yang di yudisium berasal dari program studi Fiqh Modern.

 

“Dengan bertambahnya 80 alumni baru pada tingkat Magister dan 4 orang pada tingkat Doktor, maka Pascasarjana UIN Ar-Raniry sampai saat ini telah menghasilkan 1.454 orang magister dan 82 orang doktor. Total alumni Pasacasarjana sampai saat ini berjumlah 1.536 alumni,“ ujar Dr Salman dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (20/2).

Sementara itu, Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Prof Dr Syahrizal Abbas MA dalam sambutannya mengharapkan alumnus Magister dan Doktor UIN Ar-Raniry agar istiqamah, komitmen dan konsisten untuk menemukan ilmu pengetahuan, mengembangkan dan mengamalkannya.

 

Sebab, kata Prof Syahrizal, ilmu bukan hanya untuk kepentingan ilmu sepertinya halnya paradigma ilmu di dunia Barat yang melihat science for science. Dalam Islam ilmu berfungsi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 

“Dalam tataran ontologi, Prof  Syahrizal, ilmu dibutuhkan untuk mengagungkan asma Allah melalui ayat-ayat quraniyah dan kauniyah. Sementara dalam tataran epistemologi, dengan menciptakan teori-teori ilmu pengetahuan maka akan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Jadi, ilmu itu dikembangkan untuk diamalkan sehingga ilmu akan bermanfaat untuk masyarakat hingga alam semesta ini, “ ujar Prof Syahrizal.

 

Syahrizal berharap, dimana pun alumnus UIN berada, mereka harus menjadi inovator yang menemukan ilmu, mengembangkan dan mengamalkannya. Dikatakan Syahrizal, para lulusan harus mampu menjadikan teori ilmu pengetahuan untuk bisa merespons perkembangan zaman yang terus berubah setiap saat. Jadi ilmu kita jangan marginal, jangan menjadi intelektual di menara gading.

 

“Jadi sanis Islam harus bisa mengimbangi perkembangan zaman sehingga keilmuan Islam tidak ditinggalkan oleh masyarakat. Baik dalam konteks sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, semua harus dikembangkan. Jadi kita harapkan ilmu para lulusan Pascasarjana UIN Ar-Raniry harus sinkron dengan kebutuhan masyarakat. Lulusan PPS jangan jadi tukang, tapi jadilah pemikir, agent of change, pembawa pencerahan, “ kata Syahrizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement