Ahad 21 Jan 2018 22:35 WIB

Festival Europalia Menarik Wisatawan Datang ke Indonesia

Europalia telah membuka mata masyarakat Belgia dan Eropa terhadap Indonesia.

Mendikbud Muhadjir Effendy dan rombongan di La Boverie, Brussels, Belgia, dalam rangka Festival Indonesia Europalia.
Foto: Ferry Kisihandi/Republika
Mendikbud Muhadjir Effendy dan rombongan di La Boverie, Brussels, Belgia, dalam rangka Festival Indonesia Europalia.

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Ferry Kisihandi, dari Brussels, Belgia

BRUSSELS – Penyelenggaraan festival seni Indonesia Europalia di Brussels, Belgia  berakhir pada Ahad (21/1) waktu setempat. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan ada tindak lanjut yang harus dilakukan pasca-penyelenggaraan festival yang berlangsung dari 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018 tersebut.

Dalam festival ini, Indonesia menyajikan tiga tema yakni "Ancestor and Rituals" yang menampilkan terkait leluluhur, "Archipel" yang memajang karya berkaitan dengan tradisi maritim di Tanah Air, dan "Power and Other Things" mengenai Indonesia serta seninya dari 1835 sampai saat ini. Pameran lainnya adalah musik, film, dan pertunjukan seni.  

Europalia, jelas Muhadjir, dihimpun menjadi pemicu peningkatan kunjungan wisatawan khususnya dari Belgia ke Indonesia. Sejak awal, Pemerintah Indonesia berusaha memanfaatkan ajang Europalia ini secara optimal. Ia pun memiliki kesan, selama festival berlangsung sambutan publik luar biasa dan mereka menikmati budaya serta seni Indonesia.

‘’Sehingga tindak lanjut Europalia akan tampak dari intensnya kita pasarkan Indonesia,’’ kata Muhadjir saat pertemuan dengan komunitas warga Indonesia di kantor KBRI, Brussels, Belgia, Sabtu (20/1) malam. Ia berharap ada lonjakan jumlah wisatawan Eropa ke Indonesia setelah penyelenggaraan Europalia.

photo
Kaligrafi dipamerkan di Festival Europalia di Brussels, Belgia.

Indonesia saat ini juga sedang gencar membangun jaringan infrastruktur dan transportasi ke berbagai destinasi wisata. Apalagi hingga saat ini pemerintah terus-menerus mempromosikan 10 destinasi wisata unggulan. Fasilitas menuju berbagai destinasi wsiata tersebut, ujar Muhadjir, dibenahi dan bandara juga dibangun agar dapat dengan mudah diakses wisatawan.  

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga sedang menyiapkan calendar event budaya. ’’Kita ingin setiap wisatawan dapat menikmati calendar event selama mereka berada di Tanah Air,’’ kata Muhadjir. Selain budaya, kata dia, wisatawan dapat menikmati wisata laut maupun pantai yang banyak terdapat di Indonesia.

Menurut Muhadjir, peningkatan sektor wisata ini dapat menjadi andalah Indonesia untuk mendapatkan devisa, menggantikan sektor perdagangan sawit ke Eropa, misalnya. Saat ini, ujar dia, Eropa  mempermasalahkan produk sawit yang diekspor Indonesia. Jadi, ia meyakini wisata dapat menjadi alternatif menguntungkan bagi Indonesia.

photo
Replika masjid dipamerkan pada Festival Europalia di Brussels, Belgia. (Foto: Ferry Kisihandi/Republika).

Dubes Indonesia untuk Belgia Yuri Thamrin menyebutkan, Europalia merupakan perhelatan seni budaya terbesar yang pernah dilakukan Indonesia di Eropa. Sebab, Indonesia secara masif menghadirkan Indonesia di berbagai kota di Belgia yang menjadi pusat kegiatan Europalia, Belanda, Jerman, Prancis, Polandia, Austria, dan Inggris.

Ada sejumlah manfaat yang diperoleh Indonesia melalui festival Europalia ini. Di antaranya eksposure Indonesia ke warga Eropa. Selama empat bulan belakangan seni dan budaya ditampilkan. Tak hanya pameran benda seni, tetapi juga pertunjukan serta film. Yuri mengakui, Belgia sesungguhnya merupakan negara kecil di Eropa Barat dengan penduduk 11 juta jiwa.

Belgia bukanlah Belanda yang memiliki kaitan historis dengan Indonesia, juga bukan Prancis dan Jerman yang lebih kosmpolitan. Penduduk Belgia, pada umumnya inward looking. Namun, Yuri menegaskan, Brussels dan Belgia merupakan pusat Eropa, secara otomatis Belgia merasa menjadi pusat gravitasi. Europalia telah membuka mata masyarakat Belgia dan Eropa terhadap Indonesia.

Dari sini, terdapat potensi wisata yang besar. Yuri menuturkan, berdasarkan catatan KBRI di Belgia, kunjungan wisatawan Belgia ke Indonesia mengalami tren peningkatan. Pada 2014 jumlahnya kunjungan mencapai 33 ribu orang, setahun kemudian yakni 2015 sebanyak 38 ribu dan pada 2016 angkanya bertambah menjadi 43 ribu orang. Per tahun, kata dia, ada penambahan sekitar 5.000 wisatawan.

Wisatawan Belgia rata-rata tinggal di Indonesia selama 17 hari, dibandingkan wisatawan Jerman yang 12 hari. ‘’Dan orang Belagia tidak pelit dibandingkan wisatawan negara Eropa lainnya,’’ ujar Yuri. Ia menghitung, wisatawan Belgia selama 17 hari berada di Tanah Air membelanjakan 1.700 dolar AS maka jika dalam setahun ada 43 ribu wisatawan dikalikan jumlah belanja, pemasukan Rp 1,022 triliun.

photo
Suasana Festival Indonesia Europalia di Brussels, Belgia, yang dihadiri Mendikbud Muhadjir Effendy. (Foto: Ferry Kisihandi/Republika).

Makanya, ia berharap semakin banyak wisatawan yang datang ke Indonesia. Di sisi lain, Brussels merupakan kota kosmopolitan yang menjadi rumah bagi para diplomat dan pekerja multinasional.’’Ini juga menjadi potensi wisatawan,’’katanya. Saat mereka pulang ke negaranya, dengan adanya eksposure, mereka akan menggugah animo public negaranya ke Indonesia.

Rumah budaya

Setelah Europalia lalu apa? Yuri mengatakan, KBRI di Belgia memiliki properti yang cukup untuk membentuk suatu pusat kebudayaan atau rumah budaya Indonesia. Jika ada karya seni yang tak dibawa pulang dapat dipajang di KBRI sebagai momento bahwa Europalia pernah diadakan. ‘’Rumah budaya Indonesia dapat menjadi pusat informasi kebudayaan Indonesia,’’ katanya.

Yuri mengharapkan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pembentukan rumah budaya Indonesia ini. Ia telah menjalin kerja sama dengan sekolah lokal dan universitas di Belgia dan mereka bisa berkunjung ke rumah budaya. Mereka  bisa mempelajari budaya Indonesia melalui karya seni yang dipajang di rumah budaya.

Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid menyatakan, karya-karya seni yang dipamerkan selama Europalia sebagian besar dibawa pulang. Ada juga yang mungkin ditinggal dan disimpan di ruang penyimpanan permanen milik konsul kehormatan Indonesia yang lokasinya sekitar satu jam perjalanan dari Brussels.

Hilmar menambahkan, setelah penutupan tanggal 21 Januari, bakal ada operasi logistik besar. ‘’Terdapat 18 ton karya seni yang dibawa pulang, yang merupakan koleksi museum nasional dan beberapa museum daerah,’’ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement