Rabu 27 Dec 2017 20:48 WIB
Dana Abadi Pendidikan

Jokowi Minta Pengajar Non-Degree Harus Peroleh Manfaat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan muhadjir Efendi memberikan keterangan terkait capaian kinerja Kemendikbud 2017 dan rencana kerja tahun 2018 di kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (19/12).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan muhadjir Efendi memberikan keterangan terkait capaian kinerja Kemendikbud 2017 dan rencana kerja tahun 2018 di kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan, agar program dana abadi pendidikan juga menyentuh tenaga pengajar non-degree. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, program yang akan diberikan untuk para tenaga kependidikan nantinya berupa program pelatihan.

"Untuk non-degree, jadi program-program pelatihan terutama yang guru-guru untuk memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk dunia ketrampilan, dunia industri, termasuk juga untuk branch marking dengan pendidikan yang ada di luar yang menjadi standar yang kita akui,"  jelas Muhadjir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/12).

Dia menjelaskan, dalam memberikan pelatihan ketrampilan ini, pemerintah dapat mengundang para pelatih dari luar negeri untuk melatih para tenaga pengajar di Indonesia. Program yang akan diberikan pun merupakan program kursus atau pelatihan jangka pendek yang melibatkan tenaga kependidikan, khususnya pengajar vokasi.

"Pemerintah pun akan memanfaatkan dana abadi untuk membiayai pelatih dari luar negeri tersebut. Terstruktur, jadi untuk mendanai pelatih-pelatih luar untuk melatih guru-guru kita," ujar dia.

Menurut dia, Presiden ingin agar program dana abadi dapat digunakan secara luas untuk meningkatkan ketrampilan dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia. "LPDP yang selama ini hanya untuk programdegree, sekarang mau Presiden menghendaki supaya digunakan secara lebih luastermasuk yang non degree," kata Muhadjir.

Pemerintah pun menargetkan, akan mengirimkansekitar dua ribu guru pada 2018 nanti. Kendati demikian, pemerintah masih akanmenyaring para tenaga pengajar yang akan menerima pelatihan dan juga akandisesuaikan dengan kebutuhan pemerintah.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menambahkan, Presiden meminta agar program dana abadi pendidikan ini dikelola lebih rinci. Menurut dia, pada 2013, terdapat 18.466 penerima beasiswa dari seluruh Indonesia di berbagai bidang studi.

Jumlah penerima pun diperkirakan akan semakinbertambah hingga tiga kali lipat, mengingat jumlah anggaran yang semakin besar. "Akan ada lompatan karena anggaran kita makinbesar kan. Itu akan dirapatkan dua pekan lagi, bisa dua sampai tiga kalimeningkatnya," kata dia.

Nasir menyampaikan, pemerintah juga akan mempertimbangkan negara-negara yang menjadi tujuan pendidikan para pelajar Indonesia. Salah satu yang akan dipertimbangkan menjadi prioritas yakni Cina dan juga Amerika.

"Kita akan coba prioritas di China juga,Amerika, pokoknya perguruan-perguruan tinggi terbaik di dunia," ujarnya.

Sesuai instruksi Presiden Jokowi dalam rapat terbatas terkait dana abadi pendidikan, ia pun memastikan, para pelajar dari seluruh daerah di Indonesia juga mendapatkan kesempatan untuk menerima beasiswa ini. "Dari daerah Timur itu harus diakomodasi," tambah Nasir.

Dalam rapat terbatas ini, masalah pengelolaan dan pendanaan dari dana abadi menjadi fokus utama pembahasan. Presiden Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk mengevaluasi program dana abadi pendidikan.

"Dana abadi pendidikan ini harus dikelola secara tepat, dikelola lebih produktif, dikelola lebih terukur, jelas manfaatnya bagi peningkatan kualitas SDM bangsa kita," ucap Jokowi saat membuka ratas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement