Jumat 15 Dec 2017 14:50 WIB

Mengenalkan Nilai Pancasila kepada Warga Asing

Rep: mg01 / Red: Hiru Muhammad
Suasana saat acara melayani kaum dhuafa.
Foto: Foto: Mg01
Suasana saat acara melayani kaum dhuafa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai ajaran moral yang terkandng dalam Pancasila, apabila dipahami dengan benar tentunya memiliki arti yang sangat besar. Pancasila bukan sekedar alat pemersatu, melainkan juga pandangan hidup  Bangsa Indonesia yang kian dibutuhkan dalam menghadapi perubahan dunia yang kian cepat. 

Pemahaman terhadap nilai itu selain disosialisasikan kepada generasi penerus bangsa, juga kepada warga asing yang berminat mengetahui dasar pemersatu bangsa Indonesia tersebut. Hal itu terlihat ketika Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila kepada 60 orang dari 17 negara di Asia Pasifik.

Cara yang dilakukan adalah mengajak mereka menikmati santapan makan siang bersama para kaum dhuafa. Dari kegiatan ini, mereka dapat mengetahui nilai gotong-rotong, kebersamaan yang terkandung dalam Pancasila. Mereka juga ikut melayani para dhuafa secara bersama-sama.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara 2017 Youth Interfaith Peace Camp yang digelar oleh PP Pemuda Muhammadiyah dan  Religion for Peace Asia And Pacific Interfaith Youth Network (RfP APIYN). "Pendekatan gotong royong kita internasionalisasikan, ini upaya internasionalisasi Pancasila," katanya, Jumat (15/12).

Selain mengenalkan Pancasila kepada para peserta yang berasal dari Jepang, India, Korea Selatan, dan lainnya, juga dilakukan dialog antar agama, penyelesaian isu perubahan iklim juga dibahas dalam kegiatan tersebut.

Harapannya adalah, para peserta yang berpartisipasi ini bisa ikut serta menghilangkan "rasa panas", yang tidak hanya berasal dari perubahan iklim, tapi juga rasa panas akibat hubungan antar masyarakat yang kurang harmonis. "Kami suarakan, sekarang bukan waktunya dunia saling menegasikan, tapi waktunya dunia gotong royong," kata Dahnil.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan juga berkesempatan hadir dalam acara makan bersama dengan kaum dhuafa. Ia mengatakan acara ini sangat menarik dan bermanfaat. Jonan juga mengatakan, Indonesia juga memiliki peran terhadap dunia dalam mengatasi perubahan iklim. 

Acara 2017 Youth Interfaith Peace Camp sendiri diselenggarakan sejak tanggal 12 hingga 15 Desember 2017. Sebelumnya mereka juga telah mengunjungi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral untuk berdialog.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement