Senin 27 Nov 2017 06:31 WIB

Mahasiswa IAIN Purwokerto Raih Entrepreneur Award

Angkringan
Foto: Dendy Julius/Osmond.Blogsport.com
Angkringan

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Cahyo Bayu Priyoko meraih Entrepreneur Award dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, dalam kategori mahasiswa berpenghasilan terbanyak. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP Akhmad Darmawan kepada Cahyo Bayu Priyoko di Aula A.K. Anshori, UMP, Dukuh Waluh, Purwokerto, Ahad (26/11).

Dalam kesempatan tersebut, diserahkan"Entrepreneur Award kategori laba dan omzet terbanyak kepada pengusaha cimol Resika A. Priyono dan kategori legalitas terlengkap kepada pengusaha susu telur madu jahe (STMJ) atau jahe instan, Makdul P. Saat ditemui usai penyerahan penghargaan, Cahyo Bayu Priyoko yang merupakan Chief Executive Officer and Founder Morning Star Indonesia mengaku bangga atas keberhasilan yang diraihnya meskipun masih berstatus mahasiswa.

"Saya mulai menekuni dunia entrepreneur sejak 2014 atau saat kuliah semester keempat. Usaha pertama yang saya tekuni dengan membuka angkringan (warung makan), jualan keripik tempe, dan menjadi anggota tim event organizer pada sebuah perusahaan EO," katanya.

Dia pun sering mengikuti seminar dan pelatihan kewirausahaan hingga ke luar kota. Pelatihan-pelatihan tersebut menghadirkan motivator Merry Riana, Bong Chandra, Mario Teguh, Ippho Santosa, Tung Desem Waringin, Jaya Setiabudi, dan sebagainya.

Setelah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan, Cahyo makin percaya diri untuk membuka usaha berupa "Morning Star Indonesia" pada tahun 2016 yang bergerak di bidang kelas pengembangan dan acara inspiratif (Class Development and Inspiratif Event). Menurut dia, hal itu dilakukan sesuai dengan semangat dan kepedulian terhadap perkembangan generasi milenial di Indonesia.

"Banyak lulusan kampus (perguruan tinggi) dengan IPK (indeks prestasi kumulatif) cumlaude tetapi menganggur. Setelah ditelusuri, faktor utamanya adalah tidak punya soft skill, waktu masih kuliah hanya mengejar IPK," katanya.

Ia mengaku selalu menekankan kepada semua mahasiswa agar jangan hanya mengejar indeks prestasi kumulatif karena IPK hanya mengantarkan ke tahap wawancara. Padahal, yang menentukan lolos wawancara adalah kemampuan soft skill (keterampilan), kemampuan berbicada di depan umum (public speaking), bagaimana menerjemahkan ide, kepemimpinan, dan sebagainya.

Disinggung mengenai penghasilan yang diperoleh dalam menekuni usaha tersebut, dia mengatakan bahwa berdasarkan data yang diajukan untuk mengikuti Entrepreneur Award sebesar Rp121 juta.

"Yang saya ajukan untuk mengikuti kegiatan ini sebesar Rp121 juta. Akan tetapi, itu per 3 bulan. Jadi, rata-rata sekitar Rp40 juta per bulan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement