Kamis 16 Nov 2017 14:45 WIB

Mahasiswa Buat Beton dari Limbah Pemotongan Marmer

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa Buat Beton dari Limbah Pemotongan Marmer
Foto: Dadang Kurnia / Republika
Mahasiswa Buat Beton dari Limbah Pemotongan Marmer

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra (UK Petra) mampu memanfaatkan limbah pemotongan marmer untuk bahan pembuatan beton. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Stella Patricia Angdiarto, Favian Sebastiano, dan Gho Danny Wahyudi yang menciptakan inovasi ini dan dituangkan dalam sebuah kompetisi Civil Week 2017 di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

"Kami mencoba menggantikan pasir dengan limbah marmer sebanyak 30 persen dan hasilnya sangat bagus. Pada saat semifinal uji kekuatan beton ini mencapai 14,474 MPa sedangkan pada saat final mencapai 10 MPa," kata Stella dalam siaran persnya, Kamis (16/11).

Dalam kompetisi Civil Week 2017, para peserta diminta untuk membuat beton yang bernilai ekonomis, dan ramah lingkungan. Beton yang dihasilkan juga tidak boleh mengabaikan aspek atau nilai sosial yang menekankan terobosan baru dalam pemilihan materialnya.

Stella menjelaskan, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat beton yang baik biasanya terdiri dari semen, kerikil, pasir dan air. Akan tetapi Stella dan tim mencoba memikirkan hal yang baru, yakni menggantikan pasir dengan limbah marmer.

Limbah marmer ini memiliki tekstur serbuk halus yang mirip dengan semen, sehingga lbisa mensubstitusi pasir hingga 30 persen. Manfaatnya dari penggunaan limbah marmer ini tidak mengeruk atau menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) akan tetapi memanfaatkan limbah dari pemotongan marmer yang banyak sekali jumlahnya.

Selain itu, beton yang dihasilkan semakin padat karena sifat dari limbah marmer yang halus sehingga mampu mengisi rongga-rongga. "Kami terinspirasi dari kakak kelas yang mempresentasikan tentang keuntungan dari material limbah marmer, akhirnya kami melakukan studi literatur mengenai limbah marmer kemudian mulai melakukan percobaan untuk menemukan kadar yang pas dan optimum," ujar Stella.

Akibat karyanya tersebut, Stella dan tim berhasil menyabet juara 1 dalam kompetisi Civil Week 2017 yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mereka menyisihkan 39 peserta mahasiswa dari 23 universitas yang berbeda di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement