Anggota Komisi IV DPR Promosikan Kopi Lokal di Jerman

Ahad , 12 Nov 2017, 16:12 WIB
Secangkir kopi panas (ilustrasi)
Foto: WALLCO
Secangkir kopi panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BONN -- Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan 2, Andi Akmal Pasludin menghadiri acara Conferece of the Parties ke-23 (COP 23) di Jerman pada Sabtu (11/11). Akmal memanfaatkan acara ini untuk mempromosikan Kopi Kahayya hasil produksi dari petani Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Akmal menilai kopi Indonesia perlu menjadi identitas kebangaan dunia, karena produk unggulan di sektor pertanian dan perkebunan ini dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat termasuk masyarakat internasional. "Kopi Kahayya ini asli produksi dari Bulukumba, Sulawesi Selatan, kualitas dan rasanya tidak kalah nikmat dibanding dengan kopi Toraja yang juga dari Sulawesi Selatan. Saat ini, Indonesia menjadi produsen kopi ke-empat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia," ujar legislator komisi IV DPR RI ini kepada delegasi dan pengunjung kegiatan pameran di Paviliun Indonesia, seperti pada siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (12/11).

Legislator PKS ini mempromosikan kopi Kahayya pada delegasi negara lain sebagai salah satu produk kopi asli Sulawesi Selatan yang berkualitas. Kopi Kahayya sendiri sudah dikenal dengan kualitas dan rasa yang baik. Kopi Kahayya adalah jenis Arabika yang tumbuh pada ketinggian 800-1800 mdpl. Akmal meyakinkan bahwa lidah barat akan mengakui kenikmatan kopi Kahayya ini. Dimana dunia internasional telah mengenal kopi terbaik dari Indonesia seperti kopi Jawa, kopi Toraja, kopi Gayo, kopi Sidikalang, kopi Lintong, kopi Wamena dan kopi Luwak. Untuk itu kopi Kahayya patut disejajarkan dalam daftar pencarian kopi terbaik Indonesia.

Anggota badan Anggaran ini berharap produksi kopi lokal Indonesia dapat semakin maju dan berkompetisi di dunia internasional. Sebelumnya dia telah mendorong pemerintah Indonesia agar menjadikan kopi terbaik Indonesia sebagai identitas negara di dunia internasional Dimana Negara Indonesia perlu berfokus pada produk unggulan yang memiliki daya saing di dunia seperti kopi produksi Indonesia.

Salah satunya adalah mempermudah petani untuk mengakses modal. Karena fokus pemerintah terdapat pada pengembangan kopi nusantara sebagai bentuk kebijakan untuk meningkatkan kemampuan petani kopi, baik petani pemilik maupun penggarap lahan kopi.

"Dengan adanya kegiatan internasional seperti COP 23 ini, menjadi satu momen untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia. Semoga produk kita dapat terus semakin maju dan bersaing di tingkat Internasional. Beberapa pengunjung yang hadir tadi, memberi apresiasi positif terhadap kopi Kahayya produksi Bulukumba," tutup Akmal.

Pada konferensi COP 22 sebelumnya di Maroko, Akmal juga turut aktif untuk mendorong program nasional pada penurunan emisi, katahanan pangan hingga pengentasan kemiskinan. Pada saat itu Akmal mendorong pemerintah memaksimalkan blue carbon sebagai potensi alam yang dimilikinya.

Bentangan pantai Indonesia sebagai yang terpanjang di dunia setelah Kanada yakni seluas 99 ribu kilometer akan mendukung blue carbon jika pemerintah serius melaksanakannya. Di mana jalur tersebut dapat menempuh penurunan emisi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang menjadi pertimbangan penting untuk mengaktivasi fungsi eksosistem laut dan mangrove.