Jumat 03 Nov 2017 12:07 WIB

Minum Dua Kaleng Soda Sepekan Tingkatkan Risiko Diabetes

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Minuman soda diet
Foto: flickr
Minuman soda diet

REPUBLIKA.CO.ID, STELLENBOSCH -- Para ilmuwan dari Universitas Stellenbosch di Afrika Selatan mengingatkan penggemar soda untuk tidak minum dalam jumlah berlebihan. Pasalnya, minum dua kaleng soda sepekan saja sudah berpotensi meningkatkan risiko diabetes tipe dua, tekanan darah tinggi, dan stroke.

Periset mengungkap temuan itu dengan membuktikan hubungan positif antara minuman bergula dan faktor risiko sejumlah penyakit tersebut. Risiko lain termasuk timbunan lemak di bagian perut, kadar lemak tinggi dalam darah, dan menurunnya kadar kolesterol baik dalam tubuh.

"Kelebihan gula telah muncul sebagai salah satu perubahan pola makanan global yang paling menonjol dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap sebagai pendorong utama penyakit kardiometabolik," kata Profesor Faadiel Essop, penulis studi, dikutip dari laman Express.

Tim Essop meninjau 36 studi selama dekade terakhir mengenai individu yang mengonsumsi lebih dari lima minuman bersoda dalam sepekan. Meski ada yang netral dan negatif, sebagian besar hasil studi mendukung hubungan antara minuman bergula dan risiko pengembangan sindrom metabolik.

Studi yang sudah diterbitkan dalam Journal Of The Endocrine Society itu disambut baik oleh Douglas Twenefour dari yayasan Diabetes UK. Ia mengatakan, diabetes tipe dua adalah kondisi serius di Inggris, meningkat dari 26 juta menjadi 35 juta dalam lima tahun.

"Namun, pada sebagian besar kasus, perkembangannya dapat diperlambat atau bahkan dicegah dengan mempertahankan berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengikuti diet sehat," kata Twenefour.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa penyakit yang tidak dapat dikomunikasikan menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar daripada penyakit menular. Kondisi kardiometabolik seperti sindrom metabolik dan diabetes tercatat menyebabkan 19 juta kematian setahun secara global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement