Jumat 27 Oct 2017 16:59 WIB

Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pencegah Kecelakaan KA

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Tim mahasiswa ITS berhasil meraih juara satu dan menggondol Piala Adi Cipta Tata Wahana Nusantara Award, di ajang lomba Penelitian Ilmiah Transportasi 2017 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI), Jumat (27/10)
Tim mahasiswa ITS berhasil meraih juara satu dan menggondol Piala Adi Cipta Tata Wahana Nusantara Award, di ajang lomba Penelitian Ilmiah Transportasi 2017 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI), Jumat (27/10)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim mahasiswa Departemen Teknik Industri ITS berhasil meraih juara satu dan memperoleh Piala Adi Cipta Tata Wahana Nusantara Award. Perolehan pengharagaan itu setelah tim tersebut mengikuti lomba Penelitian Ilmiah Transportasi 2017 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI).

Dalam perlombaan ini, tim yang terdiri atas Reza Aulia Akbar, Raif Nova Riantama, dan Muhammad Afif Purwandi menciptakan alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api sejak dini. "Kemenangan ini sebanding dengan usaha tim kami yang telah melakukan penelitian selama enam bulan. Penelitian ini juga melibatkan kerja sama dengan PT KAI Daop 8 Surabaya," kata Reza, selaku ketua tim di Surabaya, Jumat (27/10).

Bersama rekannya, Reza melakukan penelitian yang berfokus pada penyempurnaan teknologi deadman pedal. Dimana alat tersebut dapat dioperasikan oleh masinis dalam keadaan setengah sadar. Penelitian yang ia lakukan pun membuahkan alat bernamakan Masinis Fatigue Detector (Maftec).

Maftec ini bertujuan untuk mencegah kecelakaan kereta api. Maftec bekerja dengan mendeteksi mata kantuk berdasarkan durasi lama menutupnya mata.

"Apabila responden terdeteksi mengantuk, dia menjelaskan, maka vibration armband akan bergetar dan selanjutnya Maftec akan mengirimkan data peringatan normal atau kantuk ringan maupun kantuk berat ke PC melalui bluetooth dengan //interface yang berupa peringatan," jelas mahasiswa asal Yogyakarta ini.

Menurut Reza, Maftec dapat bekerja lebih efektif dibandingkan deadman pedal yang selama ini diaplikasikan pada kereta. Pasalnya, //deadman pedal yang berfungsi sebagai alarm kesadaran masinis dan juga pengendalian kereta api ini menggunakan sistem 90/30.  "Sistem ini menandakan bahwa pedal memiliki set waktu 90 detik diinjak dan 30 detik dilepas. Sedangkan Maftec dapat bekerja lebih cepat," ujar Reza.

Reza bersama dua rekannya memyatakan, akan terus melakukan pengembangan produk terkait. Yakni dengan peningkatan spesifikasi komponen alat yaitu mini PC, webcam, dan bluetooth, sehingga Maftec dapat bekerja dengan respons yang cepat serta memiliki akurasi tinggi.

Selain itu, ia akan melakukan inovasi terkait teknologi Night Vision untuk Maftec. Agar nantinya dapat bekerja dengan baik untuk mendeteksi mata kantuk masinis ketika malam hari pada kabin lokomotif. Reza bersama rekannya juga tengah menjajaki proses mendapatkan Hak Karya Intelektual (HaKI) atas inovasi Maftec sebagai detektor kelelahan-kantuk masinis terintegrasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement