Selasa 24 Oct 2017 08:46 WIB

Pondok Inspirasi, Solusi Bagi Mahasiswa Penerima Bidikmisi

Beberapa kegiatan di Pondok Insprasi, Bogor.
Foto: Dok Pondok Inspirasi
Beberapa kegiatan di Pondok Insprasi, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dibukanya akses pendidikan gratis oleh pemerintah era SBY yang disebut dengan Bidikmisi telah memberikan kesempatan bagi banyak mutiara terpendam di desa meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa tidak mampu secara finansial ini sudah tujuh tahun berjalan.

 

Namun, fenomena yang terjadi, livingcost sebesar Rp 650.000  yang diberikan masih sangat kurang menunjang pemenuhan pendidikan perguruan tinggi.  Salah satu masalah yang timbul bagi beberapa penerima Bidikmisi adalah pada pembinaan dan biaya tempat tinggal. Dari sini,  Pondok Inspirasi (Pondasi) berangkat untuk menjadi bagian kecil dari solusi atas permasalahan tersebut.

Pondok Inspirasi didirikan oleh Rico J Artanto 23 Juni 2013. Lokasinya di  Desa Babakan Gang IV  nomor  95, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Alasan Rico membuat Pondok Inspirasi adalah untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu untuk memperoleh tempat tinggal gratis beserta pembinaan sekaligus membuka ruang untuk berkreasi dan belajar.

Saat ini, Pondok Inspirasi sewa tiga asrama yang dihuni oleh 32 putri untuk dua asrama dan 28 putra untuk satu asrama. “Semuanya merupakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor dari golongan ekonomi keluarga kurang mampu,” kata Pembina Pondok Inspirasi Rico J Artanto  kepada Republika.co.id, Senin  (23/10).

Hingga saat ini, kata Rico,  penerima manfaat langsung Pondok Inspirasi  sebanyak 135 orang.  Sedangkan penerima manfaat tidak langsung yaitu berupa program berkelanjutan meliputi pendampingan anak-anak Desa Babakan, Kelompok Wanita Tani, dan mahasiswa lainnya.

Ditanya soal sumber dana, Rico mengatakan, dana operasional Pondok Inspirasi berasal dari dana bantuan tidak tetap yang banyak dihimpun dari perorangan dan yang lainnya dari lembaga. Selama empat tahun lebih berdiri, Pondok Inspirasi tidak melakukan fundraising secara khusus. “Alhamdulillah banyak orang yang berinisiatif untuk berbagi ilmu maupun rezeki ke Pondok Inspirasi,” kata Rico.

Ia menegaskan, walaupun dengan dana terbatas, Pondok Inspirasi memastikan peserta akan memiliki kapasitas terbaik sesuai dengan tagline tangguh, kreatif, dan pembelajar. “Untuk memastikan dampak program kepada penerima manfaat langsung dan tak langsung, selanjutnya Pondok Inspirasi akan diukur menggunakan  Social Return On Invesment (SROI),” tuturnya.

Ada 13  pendamping di tiga asrama Pondok Inspirasi. Pendamping ini terdiri atas sembilan mahasiswa aktif tingkat akhir dan empat orang sudah lulus yang ingin mengabdikan diri.

Uniknya, empat tahun lebih Pondok Inspirasi berdiri, manajemen Pondok Inspirasi (pembina dan pendamping asrama) tidak mendapatkan gaji atau bayaran. Pendamping asrama hanya mendapatkan tempat tinggal gratis beserta fasilitas yang ada. “Kami berkomitmen bahwa dana yang terbatas ini untuk kebutuhan operasional dan pengembangan adik-adik penerima,”  tukas Rico.

Dalam mendampingi peserta, para pendamping telah mendapatkan training sebelumnya dari Rico dan para ahli sesuai bidang masing-masing. Pendamping tidak hanya memastikan keseharian para peserta, tapi juga menjadi trainer. Pendampingan dilakukan intensif berupa pendampingan mental atau spiritual (mutaba’ah), dan  juga pendampingan karya tulis ilmiah, wirausaha, keterampilan (otomotif, mengemudi, cukur rambut, menjahit dan memasak), dan moral. “Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk berbagi saja sudah bersyukur. Saya sangat nyaman karena sekaligus menuntut saya untuk giat belajar,” ujar Siti Nabila Yuniar, salah satu pendamping.

Prestasi gemilang

Rico menyebutkan, dua tahun terakhir menjadi catatan prestasi gemilang Pondok Inspirasi. Tahun 2016 sampai  2017 perolehan penghargaan yang diraih peserta Pondok Inspirasi sebanyak 90 jenis penghargaan,  baik skala nasional maupun internasional. Sebagian besar perhargaan tersebut berupa karya tulis dan business plan.

“Menulis ilmiah merupakan program wajib bagi peserta,” kata Rico. Ia dan pendamping  melakukan  pembinaan intensif, mulai dari penggalian ide, penajaman, penulisan, hingga presentasi.

Salah satu contohnya Agung Suharyana. Ia salah satu peserta Pondok Inspirasi yang telah mendapatkan lebih dari 12 penghargaan nasional dan internasional. Hal itu dia peroleh dari kepiawaian menulis ilmiah dalam waktu 2,5 tahun tinggal di Pondok Inspirasi.

Semasa SMA, Agung mengaku sama sekali tidak tertarik dengan kegiatan menulis ilmiah ketimbang kegiatan seni. “Alhamdulillah banyak manfaat menulis. Selain menambah daya kritis, tak disangka hasil lain yang saya dapatkan telah membantu orang tua,” tutur Agung.

Penghargaan yang dia peroleh dari menulis, telah  memungkina dia membantu orang tua untuk membangun rumah dan membayar pajak motor. Agung merupakan anak pertama dari pasangan Rina Rahmayati dan Haryanto yang berprofesi sebagai sopir kontrak di salah satu perusahaan.

Rico menjelaskan, salah satu tujuan pendirian Pondok Inspirasi adalah untuk membentuk karakter mandiri peserta, antara lain  mandiri finansial. Pondok Inspirasi mengarahkan para peserta untuk memiliki usaha.

 

Tidak harus besar, yang terpenting cukup untuk kebutuhan pokok sehari hari. “Usaha unggulan Pondok Inspirasi saat ini yang sedang berjalan adalah buah potong, sunshine, pandawa, dan Ahsani hijab,” paparnya.

Widodo, pemilik usaha buah potong mengaku sejak tahun 2014 sudah menekuni jual beli buah potong seperti semangka, melon, nanas dan pepaya. “Alhamdulillah sehari terjual sampai 300 potong buah,” ujar Widodo. Anak buruh tani asal Lampung ini telah memiliki 31 reseler. Semangat kerja keras ini dilakoninya lantaran sudah tidak mendapatkan kiriman uang dari orang tua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement