Selasa 17 Oct 2017 10:47 WIB

Cermat Memilih Pasta Gigi

Rep: Novita Intan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasta Gigi. Ilustrasi
Foto: Wikipedia
Pasta Gigi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain senyum, gigi Anda mungkin salah satu yang menjadi perhatian orang lain saat pertama berjumpa. Karenanya gigi putih dan bersih kerap menjadi idaman yang bisa mendongkrak rasa percaya diri.

Banyak cara yang kini dilakukan untuk membuat gigi cemerlang dan bersih, di antaranya menggunakan produk pasta gigi atau obat kumur. Namun, seperti dilansir Readers Digest, cermatlah ketika memilih dua benda itu. 

Karena tidak semua pasta gigi memberikan hasil seperti yang Anda harapkan. Beberapa di antaranya bahkan berisiko meninggalkan noda pada gigi.

Dr. Benjamin Lawlor, DDS, Dokter Gigi Kosmetik di Portland, Maine mengatakan, ada dua bahan yang harus diperhatikan dalam pasta gigi maupun obat kumur. Yang pertama adalah cetylpyridinium chloride (CPC), bahan kimia yang digunakan untuk membunuh bakteri berbahaya dari permukaan organik. Yang kedua stannous fluoride, bahan remineralisasi (proses kembalinya mineral gigi yang terlepas).

"CPC membunuh bakteri dan mencopotnya dari gigi. Namun dalam prosesnya, bakteri bisa menempel pada gigi atau berkumpul di area mulut, biasanya dekat gusi atau di langit-langit mulut. Bakteri memang akhirnya mati namun bakal meninggalkan noda berwarna cokelat di tempat mereka terakhir bersemayam,” kata Lawlor.

Stannous fluoride juga bisa meninggalkan noda karena memiliki senyawa kimia yang mengandung molekul timah. Molekul ini menempel di gigi pada kondisi tertentu dan menimbulkan noda."

Untungnya, kata dia, kebanyakan pasta gigi dan obat kumur memiliki peringatan pada label mereka jika mengandung bahan kimia ini. Bahkan, kebanyakan produsen sekarang lebih memilih untuk mengganti CPC dengan minyak esensial, yang terbukti sama efektifnya.

Sementara itu terkait obat kumur, ada satu bahan utama yang harus dihindari. Dokter Chris Kammer, DDS dan pendiri American Academy for Oral Systemic Health mengatakan, hindari yang mengandung alkohol. "Obat kumur mengandung alkohol cenderung menyebabkan dehidrasi pada mulut," kata dia. 

Kondisi kering adalah tempat berkembang biak bagi bakteri jahat di mulut. Saran dia, ggunakan cairan kumur bebas alkohol, misalnya yang menggunakan xylitol. Bahan ini lebih aman karena merangsang produksi air liur untuk membantu membersihkan bakteri bandel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement