Senin 25 Sep 2017 14:58 WIB

Mahasiswa IPB Lolos Grand Final Mister Tourism Indonesia

Teguh Wahyu Permana bersama para mahasiswa asing IPB mengajarkan bahasa kepada anak-anak di wlayah  Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
Foto: Dok IPB
Teguh Wahyu Permana bersama para mahasiswa asing IPB mengajarkan bahasa kepada anak-anak di wlayah Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Teguh Wahyu Permana, mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil lolos Grand Final Mister Tourism Indonesia yang akan digelar di Bali, 28 September 2017  hingga 1 Oktober 2017.  Ia mewakili Kepulaun Riau.

Mister (Mr)  Tourism Indonesia merupakan ajang tahunan yang diadakan oleh Yayasan Putra Pariwisata Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Teguh adalah lulusan SMAN 1 Bintan Kepulauan Riau (Kepri) yang berhasil masuk IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Jalur BUD adalah penerimaan mahasiswa baru yang direkomendasikan dan dibiayai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan atau lembaga swasta, yang bila lulus diharapkan kembali ke daerah untuk membangun daerah.

Sebagai salah satu program pengabdian masyarakatnya, Teguh menggagas Bakti Pemuda untuk Negeri dengan tema Fun With English to Develop Sustainable Tourism. Kegiatan ini diadakan di Yayasan Arrohman, Cikarawang, Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Rabu  (20/9).

Teguh mengajak tujuh mahasiswa dari Perancis, Australia, Libanon, dan Madagaskar yang sedang kuliah di IPB untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Mahasiswa asing tersebut bermain ular tangga ecomonopoly bersama  anak-anak yatim dan dhuafa.

“Tujuan kegiatan ini adalah edukasi peduli lingkungan sejak dini yang dikampanyekan agar anak-anak mudah ingat. Kami ingin mengajari anak-anak bahwa pada saat kita berkunjung ke tempat wisata, kita harus menjadi pengunjung yang bijak terhadap lingkungan. Misalnya dengan membawa tumbler dan reusable bag,” ujar Putra Maritim Indonesia Persahabatan 2016 ini dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (25/9).

Selain itu, Teguh juga memberikan  ilmu lingkungan melalui media pembelajaran kepada anak-anak dengan fun english camp kerja sama dengan mahasiswa exchange di IPB. “Kita berikan basic speaking agar anak-anak bisa belajar bahasa inggris,” ujarnya.

Menurutnya, sektor pariwisata di Pulau Bintan sangat menjanjikan. Namun sayangnya kebanyakan investor masuk tidak memberdayakan masyarakat lokal. Walau sudah berdiri sebuah resort milik investor asing, tapi masyarakat lokal hanya bekerja menjadi buruh dan pelayan.

Selain itu, Teguh dan kawan-kawannya juga mengembangkan aplikasi “Home Island” yakni aplikasi pemesanan  home stay yang ada di Kepri. Tujuannya untuk mengangkat kesejahteraan pribumi.

“Wisatawan bisa booking home stay  langsung melalui aplikasi ini. Selama ini pemesanan langsung ke rumah warga. Jika wisatawan tidak tahu informasi rumah warga mana saja yang menyediakan homestay, kan jadinya tidak ada yang pesan," ujarnya.

Aplikasi “Home Island” yang dirancangnya menyediakan layanan informasi keberadaan home stay berbasis masyarakat pesisir. Selain itu ada juga layanan kuliner, toko souvenir bahkan layanan atau ikon donasi, dimana pengunjung bisa memberikan donasi untuk masyarakat sekitar baik berupa buku atau bantuan lainnya.

Saat ini, Teguh sudah menggandeng sejumlah agen travel yang akan membantu operasional aplikasinya. Ia juga sudah menjaring lebih dari 20 masyarakat yang siap menjadi home stay untuk wisata di Pulau Bintan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement