Jumat 15 Sep 2017 13:28 WIB

Lima Penyebab Utama Kematian Dini di Indonesia

Rep: Desy Susilawati/ Red: Esthi Maharani
Stres di tempat kerja berujung kematian dini.
Foto: Dailymail
Stres di tempat kerja berujung kematian dini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia harapan hidup terus membaik bagi sebagian besar orang Indonesia. Berdasarkan hasil Studi Global Burden of Disease terbaru, ditemukan bahwa seorang pria Indonesia yang lahir di tahun 2016 memiliki kesempatan untuk hidup hingga ia berusia 69,8 tahun, lebih lama 2,4 tahun dibandingkan pada satu dekade lalu. Sedangkan seorang wanita akan dapat hidup hingga ia berusia 73,6 tahun, yang berarti lebih lama 3,4 tahun, dibandingkan pada tahun 2006.

Namun demikian, berbagai penyakit dan cedera dapat mengurangi usia harapan hidup sehat. Seorang pria yang lahir di tahun 2016, hanya akan dapat hidup hingga sekitar 61,8 tahun dalam keadaan sehat, dan seorang wanita hingga 64,2 tahun. Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura dan Australia dalam hal usia harapan hidup sehat.

Lima penyebab utama kematian dini di Indonesia antara lain penyakit jantung iskemik, stroke, TBC, diabetes, dan neonatal pada kelahiran prematur. Rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit-penyakit pun bervariasi. Nyeri pinggang, migren, hilangnya pendengaran merupakan penyebab utama yang membuat orang Indonesia hidup dalam disabilitas/keterbatasan kesehatan.

Lebih jauh lagi, di tahun 2016, untuk pertama kalinya dalam sejarah, tercatat kurang dari 5 juta anak Balita meninggal dunia dalam satu tahun, dibandingkan pada tahun 1990, di mana tercatat sebanyak 11 juta anak. Para peneliti menganggap peningkatan kondisi kesehatan secara global ini berhubungan dengan semakin membaiknya tingkat pendidikan para ibu, peningkatan pendapatan per kapita, menurunnya tingkat kesuburan, semakin membaiknya program-program pemberian vaksinasi, penyebaran kelambu berinsektisida, peningkatan kebersihan air dan sanitasi, serta sejumlah program kesehatan yang didanai oleh para pemberi dana yang ditujukan untuk peningkatan dan perbaikan kesehatan.

"Kematian merupakan motivator yang sangat kuat, baik bagi perorangan maupun pemerintah setiap negara, untuk segera menangani penyakit-penyakit yang telah membunuh kita dengan angka kematian yang sangat tinggi," jelas Dr Christopher Murray, Director of the Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington.

Tapi, kita juga masih perlu tambahan motivasi untuk menangani dan mengatasi masalah-masalah yang menyebabkan timbulnya penyakit. Tiga serangkai obesitas, konflik dan kesehatan mental, termasuk penyalahgunaan obat   merupakan kendala utama yang mengancam gaya hidup sehat dan aktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement