Rabu 13 Sep 2017 13:15 WIB

Badan Bahasa Dorong Balai Pustaka Sesuaikan Teknologi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Gedung Balai Pustaka
Foto: rawins.multiply.com
Gedung Balai Pustaka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong penerbit Balai Pustaka menyesuaikan perkembangan teknologi. Tujuannya untuk menarik perhatian siswa terhadap sastra Nusantara.

"Balai Pustaka diharapkan mampu mereproduksi karya sastra yang populer dalam bentuk digital misalnya," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ia menyebut pengetahuan kesusastraan sangat minim diajarkan di sekolah. Sehingga, menurutnya wajar apabila siswa mulai meninggalkan sastra. Menurut Dadang, reproduksi sastra dapat dilakukan dengan penerbitan ulang menggunakan model yang lebih ramah teknologi.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa Kemendikbud Hurip Danu Ismadi menyebut pemerintah memprogramkan sastrawan masuk sekolah untuk membimbing dan melatih siswa.

"Upaya agar anak berminat dalam sastra," ujar dia.

Selain itu, ia mengatakan Badan bahasa juga menerbitkan 165 buku cerita raykat dari seluruh Indonesia. Buku-buku itu sudah masuk ke rumah belajar yang tersebar di berbagai daerah.

Direktur Komersial PT Balai Pustaka Achmad Fachrodji mengatakan Balai Pustaka telah menerbitkan kembali sejumlah sastra klasik Indonesia. Buku itu ditempatkan di sekolah-sekolah.

"Kita ingin bangkitkan kembali rumah besar sastra Indonesia," tutur dia.

Ia mengatakan, Balai Pustaka ingin menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak untuk menghidupkan sastra Nusantara. Salah satunya, yakni dengan rumah produksi sinetron.

Saat ini, Balai Pustaka sudah bekerja sama dengan Pemerintah Negeri Selangor untuk mengkonversi sastra klasik dalam format audiobook atau buku yang dinarasikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement