Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

MPR Harap KKN Jadi Sarana Pahami Nilai-Nilai Luhur Bangsa

Selasa 05 Sep 2017 09:29 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih

Mahasiswa UMM yang tergabung tim KKN 38 mengadakan pengobatan gratis ke warga.

Mahasiswa UMM yang tergabung tim KKN 38 mengadakan pengobatan gratis ke warga.

Foto: UMM

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG - Mewakili Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Kepala Biro Sekretariat Pimpinan Setjen MPR RI Muhammad Rizal, Senin (4/9) memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada ratusan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), di Kompleks Pemerintah Kabupaten Bogor, Cibinong, Jawa Barat.

Muhammad Rizal menyampaikan pemahaman kembali Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) apalagi sampai dalam taraf implementasi adalah sangat penting terutama bagi generasi muda Indonesia saat ini.

“Apalagi para mahasiswa Fisip UMJ yang telah menyelesaikan KKN di lingkungan Kabupaten Bogor, paling tidak para peserta KKN ini sangat menguasai dan sangat memahami lingkungan serta kondisi riil masyarakat saat melakukan KKN. Kondisi itu akan mempermudah peserta memahami nilai-nilai luhur bangsanya,” katanya.

Diungkapkan Muhammad Rizal, salah satu persoalan bangsa ini adalah banyak sekali generasi muda terutama pelajar dan mahasiswa yang kurang memahami kondisi riil masyarakat terutama masyarakat bawah. Pemahaman yang baik akan kondisi riil masyarakat bawah akan mengasah empati generasi muda sehingga akan lebih mudah memahami dan mengimplementasikan nilai luhur bangsa terutama Pancasila.

Pancasila, kata dia, adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pemahaman yang baik akan Pancasila, selain akan memperkuat toleransi, saling menghormati sesama, Pancasila juga akan membentengi rakyat terutama generasi muda dari paham-paham dan ideologi-ideologi baru yang malah akan merusak tatanan keharmonisan bangsa Indonesia yang sudah terjalin baik dan rukun sejak Indonesia merdeka.

“Banyak contoh negara-negara yang rusak tatanan harmonisasinya lantaran masuknya paham-paham dan ideologi yang merusak seperti negara-negara di Timur Tengah sana seperti Irak, Libya, Suriah. Padahal di negara-negara itu keberagamannya tidak begitu besar hanya sedikit suku yang berbeda dan malah ada hanya satu bahasa saja, tapi bisa hancur lebur,” ujar Rizal.

Artinya, tambah Muhammad Rizal, negara Indonesia sangat berpotensi mengalami konflik besar karena keberagaman Indonesia yang sangat luar biasa dari mulai suku, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan, warna kulit. Jika, tidak ada satu elemen perekat keberagaman tersebut yakni Pancasila, hancurlah Indonesia karena konflik SARA. Itulah yang harus dijaga betul.

“Melihat fakta itulah mengapa pemahaman kembali dan implementasi Empat Pilar MPR menjadi sangat penting tidak bisa dianggap main-main atau dipandang sebelah mata sebab dampak baik jika diamalkan dan burukya jika diabaikan sangat luar biasa. Tentu ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja tapi menjadi tanggung jawab kita semua seluruh rakyat Indonesia,” kata dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler