Senin 04 Sep 2017 21:33 WIB

Menpora: Dana untuk Atlet tak akan Terlambat di Asian Games

Rep: Fitriyanto/ Red: Ratna Puspita
Menpora Imam Nahrawi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menpora Imam Nahrawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meyakinkan pencairan dana yang dibutuhkan untuk persiapan atlet pada Asian Games 2018 tidak bakal terlambat, seperti yang dialami pada SEA Games 2017. Pemerintah akan melakukan terobosan untuk pencairan anggaran. 

“Pendanaan harus ada perubahan aturan, lebih, fleksibel, lebih dinamis, sehingga memungkinkan bagi cabor untuk menentukan sewaktu-waktu try out, sewaktu-waktu menentukan perpindahan tempat pelatnas,” ujar dia usai memimpin Rapat Evaluasi SEA Games 2017, Senin (4/9). 

Imam mengatakan terobosan diperlukan karena jika masih menggunakan dana APBN dengan aturan yang berlaku sekarang ini maka Kemenpora harus mengikuti aturan main. Salah satu aturan main tersebut yakni apa yang direncanakan pada 2017 harus dilaksanakan pada 2018. 

Karena itu, dalam waktu dekat, Menpora akan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP). Kemenpora juga akan berkoordinasi dengan bea cukai terkait masuknya peralatan yang dibeli dari luar negeri. 

“Karena tidak hanya soal keuangan tetapi juga alat-alat. Alat sudah selesai dibeli ada yang kadang harus diselesaikan,” kata dia.  

Dana untuk SEA Games 2017 terlambat cair. Dana ini termasuk untuk membeli peralatan dan uang saku atlet. Akibatnya, ada beberapa cabor yang berutang kepada pihak tertentu ketika menggelar Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) SEA Games 2017. 

Menpora pun meminta kepada cabor yang berutang untuk membuat laporan. “Silakan buat tagihan resmi ke saya langsung. Kami buka help desk di bawah kendali sesmenpora  soal-soal teknis sehingga tidak parsial lagi. Tunggakan harus kita selesaikan,” kata dia. 

Tidak hanya dari sisi non-teknis, Indonesia juga berniat melakukan perbaikan pada sisi teknis persiapan atlet untuk meningkatkan prestasi di kancah internasional ketika Asian Games 2018 dihelat. Indonesia menempati peringkat lima klasemen akhir dengan torehan 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu, pada SEA Games 2017.

Menpora mengatakan pemerintah juga akan menyiapkan secara maksimal cabang olahraga yang berpotensi meraih medali pada Asian Games 2018. Pemerintah juga sedang mengevaluasi Program Indonesia Emas atau Prima yang dijalankan oleh Satuan Pelaksana (Satlak) Prima. 

Imam menuturkan pemerintah masih belum memutuskan tentang keberadaan Satlak Prima. Namun, dia berpendapan, semua lembaga yang mengurus olahraga nasional pada masa mendatang harus ramping, tidak berbelit-belit, efektif, dan efisien. 

“Kami belum memutuskan bahwa akan lembaga yang harus dibubarkan, belum diputuskan hari ini. Kami masih harus koordinasi lebih lanjut. Semua SDM kami evaluasi. Jika berlebihan dan cukup kaku maka akan kami evaluasi,” kata Imam. 

Pemerintah juga menginginkan peranan lembaga di bidang olahraga tidak tumpang tindih. Imam menerangkan harus ada pembagian yang jelas dalam mengurus atlet nasional ke kelas prioritas, atlet pratama, dan pembibitan calon atlet. 

“Masing-masing punya peran, tidak tumpang tindih, jangan seperti sekarang ini banyak tumpang tindih,” kata dia. 

Karena itu, Menpora pun mengajak semua pihak menjadikan olahraga sebagai prioritas nasional. “Sekaranglah saatnya kita semua, menjadikan olahraga sebagai prioritas nasional, mohon bantuan stake holder yang lain, termasuk kementrian lainnya untuk mewujudkan hal tersebut,” kata dia. 

Dia menambahkan semua yang terhadi di SEA Games 2017 harus menjadi pijakan Indonesia menggelar sukses Asian Games 2018. Indonesia sudah menargetkan dua sukses dalam perhelatan ini yakni sukses prestasi dan sukses penyelenggaraan. 

“Indonesia tidak hanya jadi penyelenggara yang sukses, dengan mengeluarkan biaya besar serta tenaga yang  terkuras. Tetapi juga  kita harus mencetak prestasi di Asian Games nanti. Ini tadi yang muncul dalam rapat evaluasi,” kata dia.

Terkait sukses penyelenggaraan, Menpora sudah menerima laporan dari Chef de Mission (CDM) SEA Games 2017 Azis Syamsuddin terkait banyaknya sopir yang bukan berasal dari Kuala Lumpur sehingga mereka tidak tahu jalan. 

Ketidaktahuan sopir tentang kondisi jalan membuat kontingen Indonesia terlambat sampai di arena pertandingan. “Hal ini jangan sampai terjadi saat kita menjadi tuan rumah Asian Games 2018,” kata Imam, menegaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement