Kamis 31 Aug 2017 07:44 WIB

Ini Pesan Kemanusiaan yang Terkandung dalam Idul Adha

Rep: Muhyiddin/ Red: Qommarria Rostanti
Daging Kurban.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Daging Kurban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat pada 1 September 2017, umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini, mengatakan perayaan umat Islam tersebut sarat dengan pesan kemanusiaan.

"Dari sisi kemanusiaan, dalam hal ini ajaran kurban memberikan pesan kepada kita semua bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat hidupnya bagi sesama," ujarnya kepada Republika.co.id dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/8).

Menurut dia, kebermanfaatan itu merupakan dimensi sosial dalam beragama. Ajaran kurban dengan jalan menyembelih hewan ternak dan membagi-bagikannya kepada kaum yang berhak merupakan ajaran yang luhur soal bagaimana berbagi dan menghargai kemanusiaan. "Pesan ini sangat kuat dan penting untuk direnungkan di tengah gejala kehidupan yang sangat tidak menghargai kemanusiaan akhir-akhir ini," kata dia.

Helmy mengatakan dalam konteks ajaran berkurban, Allah SWT juga mengajarkan bahwa pengorbanan itu sebenarnya berat untuk dilakukan. Namun, kata dia, jika dihadapi dengan ikhlas pada akhirnya akan membuahkan hasil sehingga dalam kisahnya Nabi Ismail AS tidak menjadi terkorbankan karena diganti dengan kambing yang dibawa oleh Malaikat Jibril.

Dia menyebut, dalam konteks kebangsaan ajaran kurban memiliki nilai-nilai yang relevan untuk diteladani saat ini. Nilai-nilai tersebut antara lain yaitu soal nilai pengorbanan. "Apa yang dilakukan oleh Ibrahim adalah pengorbanan yang luar biasa. Ia mengesampingkan dan menegasikan egonya. Dalam berbangsa dan bernegara yang bineka seperti Indonesia yang pertama-tama harus kita negasikan adalah ego masing-masing antara kita," kata Helmy.

Jika masing-masing mengedepankan egonya, menurut dia, maka yang terjadi adalah perpecahan. Karena itu, momen Idul Kurban ini penting untuk kita maknai sebagai titik pijak untuk terus merenungkan bagaiamana penghargaan umat terhadap nilai-nilai universal yang diajarkan oleh agama. "Tanpa permenungan dan penghayatan yang baik, agama hanya akan berhenti pada sebatas ritual yang simbolik dan tak bermakna," ujarnya.

n/Muhyiddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement