Senin 28 Aug 2017 11:15 WIB

Pemahaman Masyarakat Mengenai Kanker Masih Minim

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Perempuan yang kurang aktif berisiko mengidap penyakit berbahaya, seperti kanker.
Foto: Republika/Wihdan
Perempuan yang kurang aktif berisiko mengidap penyakit berbahaya, seperti kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemahaman masyarakat mengenai penyakit kanker perlu ditingkatkan mengingat banyaknya mitos yang berkembang mengenai kanker di masyarakat yang kebenarannya masih diragukan. Beberapa mitos yang marak dibincangkan masyarakat adalah penyebab penyakit kanker.

Banyak diinformasikan bahwa konsumsi jenis makanan tertentu dapat menyebabkan sel kanker, sementara banyak juga makanan yang dianggap super food yang dapat mencegah kanker. Salah satu rumor yang banyak muncul adalah terkait penyedap rasa (MSG) sebagai salah satu pemicu penyakit kanker. Padahal kenyataannya MSG terbukti tidak menyebabkan kanker.

Zat atau bahan kimia yang dapat menyebabkan timbulnya kanker terdapat pada makanan tertentu, misalnya makanan yang lama tersimpan dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker hati.

Disebutkan juga konsumsi jenis makanan tertentu secara terpisah seperti teh hijau, buah beri, akar bit, brokoli, bawang putih dan super food sebagai cara pencegahan kanker, padahal kanker dicegah bukan dengan konsumsi makanan tertentu tapi dengan memperhatikan pola makan secara keseluruhan. Banyaknya mitos yang beredar tersebut menyebabkan persepsi masyarakat mengenai kanker sering keliru, baik dari pencegahan sampai perawatan.

Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp. PD-KHOM selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) mengatakan dengan adanya berbagai mitos di masyarakat ini, dapat dilihat bahwa pengetahuan masyarakat terkait kanker, pencegahan dan perawatannya masih minim. Padahal, berdasarkan hasil data Riskesdatin tahun 2013 prevalensi penyakit kanker pada penduduk Indonesia mencapai 0,14 persen dari total penduduk, atau sebesar 347.792 orang. Mengingat hal ini, menjadi semakin penting bagi Yayasan Kanker Indonesia untuk memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat.

Kanker merupakan pembunuh nomor satu menurut data dari WHO tahun 2003. Menurut data Globocan 2012 pada perempuan kanker payudara dan serviks menempati posisi teratas. Sedangkan pada pria kanker paru-paru dan colorektum berada di posisi teratas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement