Ahad 27 Aug 2017 00:45 WIB

Wahyu Nilai Permainan Timnas Basket Putra Antiklimaks

Pebasket Indonesia Arki Dikania Wisnu (ketiga kanan) mencoba melempar bola ke ring saat melawan tim basket Filipina dalam final bola basket putra SEA Games XXIX Kuala Lumpur di Maba Stadium, Malaysia, Sabtu (26/8).
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pebasket Indonesia Arki Dikania Wisnu (ketiga kanan) mencoba melempar bola ke ring saat melawan tim basket Filipina dalam final bola basket putra SEA Games XXIX Kuala Lumpur di Maba Stadium, Malaysia, Sabtu (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional bola basket putra Indonesia Wahyu Widayat Jati menilai para pemainnya tampil antiklimaks pada partai final SEA Games 2017 melawan Filipina di MABA Stadium, Sabtu (27/8). Indonesia kalah jauh 55-94.

"Mungkin ini antiklimaks bagi timnas baik untuk kondisi fisik maupun performa timnas," ujar Wahyu ketika dihubungi dari Jakarta.

Menurut pelatih yang akrab disapa Cacing itu, pasukannya sebenarnya tampil baik pada kuarter perdana. Pada 10 menit pertama itu, Mario Wuysang dan rekan dianggap bisa menjalankan rencana bermain dan bertahan dengan baik di paint area.

"Filipina pun tidak bisa melakukan drive lewat tengah," kata Wahyu.

Namun, semua berubah pada kuarter kedua sampai keempat. Wahyu menyebut, di tiga kuarter itu, pertahanan timnya mengendur dan Filipina bisa bebas berkreasi dengan menerobos pertahanan lawan dan mengakhirinya dengan tembakan, melalui jalur tengah.

Poin demi poin yang didapatkan Filipina dengan cara itu membuat pemain-pemain Indonesia terburu-buru menyerang demi mendapatkan poin. "Akhirnya malah banyak tembakan tak tepat sasaran," tutur Wahyu.

Hal itulah yang menurutnya membuat Indonesia kalah dengan skor cukup jauh.

Hasil tersebut membuat Indonesia berhak atas medali perak, medali yang menjadi target awal timnas di SEA Games 2017, Malaysia. Namun, meski sesuai target, hasil itu tidak membuat Wahyu puas.

"Saya tidak puas, tetapi inilah hasil maksimal yang bisa didapatkan," ujar dia.

Kekecewaan juga diungkapkan asisten pelatih timnas bola basket putra Indonesia Johannis Winar. Dia menganggap kesempatan meraih emas akan tetap besar seandainya Indonesia tidak terikut permainan Filipina.

"Seharusnya timnas main di tempo yang pelan. Ya, target perak memang terpenuhi tetapi dengan permainan seperti ini saya kurang puas. Semestinya timnas bisa bermain lebih baik," kata Winar.

Sebelum takluk di partai final SEA Games 2017, timnas bola basket putra Indonesia tidak pernah kalah di babak grup sampai semifinal.

Adapun raihan perak di SEA Games 2017 merupakan perak kedua beruntun setelah medali serupa didapatkan di SEA Games ke-28 2015, Singapura, juga karena takluk dari Filipina dengan skor 64-72. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement