Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Indonesia-Vietnam Sepakat Tingkatkan Hubungan Parlemen

Selasa 22 Aug 2017 17:20 WIB

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Dwi Murdaningsih

Pimpinan MPR EE Mangindaan menerima kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam (PKV) YM Nguyen Phu Trong beserta delegasi di Nusantara V DPR, Kompleks Parlemen, Senayan,  Jakarta pada Selasa (22/8).

Pimpinan MPR EE Mangindaan menerima kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam (PKV) YM Nguyen Phu Trong beserta delegasi di Nusantara V DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (22/8).

Foto: Republika/Fauziah Mursid

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Ketua MPR EE Mangindaan memgungkap ada beberapa poin yang disampaikannya dalam kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam YM Nguyen Phu Trong beserta delegasi ke MPR. Salah satunya berkaitan hubungan bilateral kedua negara saat ini dan akan datang.

"Persahabatan kedua negara dan bangsa diharapkan lebih meningkat di masa yang akan datang," ujar Mangindaan di Nusantara V DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (22/8).

Mangindaan menambahkan, kedua belah pihak juga bertekad untuk menjadikan negara-negara kawasan ASEAN tetap damai di berbagai bidang. Menurutnya, Vietnam dan Indonesia sepakat jika terjadi persoalan maka penyelesaiannya harus dilakukan bersama dan saling hormat menghormati.

"Hubungan parlemen bagus, persahabatan bagus dan kawasan ASEAN," kata dia.

Dalam pertemuan itu juga, Mangindaan menyinggung batas zona ekonomi ekslusif (ZEE) kedua negara. Kedua negara ini kata dia, sepakat tim teknis tengah bekerja untuk menyelesaikan.

"Bagus juga kalau diselesaikan sehingga bisa menjaga kawasan ini terutama sumber daya ikan. Jadi, bisa memanfaatkan bersama kawasan ini dengan saling menghormati satu sama lainnya," ujarnya.

Namun demikian, Mangindaan enggan menanggapi terkait adanya anggapan miring soal kunjungan Partai Komunis ke Indonesia. Politikus Partai Demokrat itu menegaskan kunjungan tidak terkait dengan ideologi masing-masing negara.

"Kami terima sebagai negara sahabat, bukan masalah ideologi. Kalau Ideologi kita Pancasila. Sebagai negara kita bersahabat dengan negara dan bangsa lain, itu sah-sah saja," katanya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler