Senin 14 Aug 2017 14:07 WIB

Syamsi Dhuha Foundation Salurkan 55 Beasiswa

Penyerahan Beasiswa Umum oleh Eko Pratomo, Pendiri Syamsi Dhuha Foundation (SDF) LSM nirlaba peduli Lupus dan Low vision, di Sekretariat SDF, Kota Bandung, Sabtu (12/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Penyerahan Beasiswa Umum oleh Eko Pratomo, Pendiri Syamsi Dhuha Foundation (SDF) LSM nirlaba peduli Lupus dan Low vision, di Sekretariat SDF, Kota Bandung, Sabtu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Syamsi Dhuha Foundation (SDF), LSM nirlaba peduli lupus dan low vision yang sedang sedang bertransformasi menjadi social enterprise memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan pelajar umum. Beasiswa juga diberikan kepada disabilitas netra dan penyandang autoimun.

Mereka diseleksi berdasarkan prestasi akademik dan membutuhkan dukungan finansial untuk kelancaran studinya. Mereka tidak hanya berasal dari Bandung dan berbagai kota di Jawa Barat, namun juga dari Surabaya, Solo, Lamongan, Kediri dan Pontianak.

 

Simbolisasi penyerahan beasiswa dilakukan oleh Pendiri SDF Eko Pratomo dan disaksikan Ketua Lembaga Kemahasiswaan (LK) ITB Dr. Eng. Sandro Mihradi sebagai mitra, para alumni penerima beasiswa dan relawan SDF, serta Ir. Muhaimin Iqbal, Pendiri iGrow Resources Indonesia dan Startup Center Indonesia sebagai pembicara tamu.

“Selain di bidang kesehatan, kebermanfaatan SDF pun ingin ditebarkan di bidang pendidikan. Bekerjasama dengan LK ITB sejak 2012 lalu, kami telah merealisasikan sebuah skema beasiswa yang tak hanya berikan bantuan biaya hidup, tapi juga kesempatan bagi para penerimanya untuk dapat mengikuti berbagai pelatihan dan sesi motivasi serta mengasah kepekaan sosialnya melalui berbagai program yang ada di SDF," ujar Ketua Syamsi Dhuha Foundation, Dian Syarief dalam keterangan tertulis.

Dengan demikian diharapkan para mahasiswa dan pelajar tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga secara emosional dan spiritual.

“Tahun ini jumlah penerima beasiswa khusus meningkat 3x lipat dibanding tahun lalu, dari 12 orang menjadi 36 orang, mulai dari SD hingga perguruan tinggi,” ujar Dian yang juga penyandang Lupus dan Low vision.

 

Sementara Eko Pratomo, pendiri SDF mengatakan, melewati satu dekade SDF berusaha untuk bertransformasi menjadi lembaga wirausaha sosial yang dapat mandiri secara finansial. Sehingga dapat menjamin keberlangsungan SDF dan dapat terus menambah kebermanfaatan bagi banyak orang.

"Untuk itu kami terus berupaya memberdayakan para penyandang autoimun, disabilitas netra dan keluarganya agar disamping survive juga bisa produktif. Para relawan pun terlibat aktif dalam proses tranformasi ini bersama stakeholders SDF lainnya," ujarnya.

 

Acara yg dikemas sederhana namun bermakna ini diwarnai pula oleh penampilan wakil penerima beasiswa SDF (The Scholars) dan kelompok musik The LuLo (Lupies & Lovies) yg beranggotakan penyandang Lupus, Low vision dan relawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement