Senin 07 Aug 2017 06:01 WIB

Waspadai Pubertas Dini di Anak Perempuan

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Anak perempuan.
Foto: Flickr
Anak perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, Pubertas atau masa puber merupakan sebuah proses natural. Meski demikian fase tersebut ternyata tidak teratur bagi perempuan. Ketika anak perempuan masih terpaku dengan mainan boneka dan lego, hal tersebut cukup mengkhawatirkan. Dilansir melalui Times of India, sinyal pubertas bagi perempuan cukup menyedihkan.

Beberapa anak perempuan di daerah terpencil memiliki periode puber sekitar usia 15 dan 16 tahun. Namun hal mengejutkan terjadi pada anak-anak di kota urban yang mengalami puber sejak usia delapan tahun. Early puber atau baligh terlalu dini bagi anak perempuan diawali dengan tanda, seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh dan kemaluan, serta mulai menstruasi secara berkala.

Puber dini juga memiliki ciri psikologis yang berubah. Misalnya, anak perempuan cenderung tidak nyaman dengan perubahannya secara fisik, mood yang berubah-ubah, dan ketika PMS emosionalnya cenderung meningkat.

"Puber dini juga menjadi awal perkembangan seksualitas di usia tersebut," ujar Associate Consultant Pediatric Andocrinology dari Max Super Speciality Hospital Dr. Vaishaki Rustagi.

Rustagi menjelaskan, puber dini yang tidak bersamaan dengan kematangan mental akan berbahaya bagi anak tersebut. Biasanya perkembangan tersebut akab memengaruhi keberadaan anak yang tidak nyaman dengan sosok orangtuanya. Kedewasaan dini dengan kematangan psikologi yang tidak bersamaan juga memengaruhi cara anak perempuan dari sisi pergaulan.

Perempuan cenderung tidak nyaman dengan lawan jenisnya. Bahkan efeknya juga menyentuh sisi sosial, dan bisa mengakibatkan depresi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement