Setnov: Jangan Sampai Indonesia Dikuasai Kartel Narkoba

Rabu , 02 Aug 2017, 15:18 WIB
Ketua DPR RI Setya Novanto
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ketua DPR RI Setya Novanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI siap meningkatkan anggaran pemberantasan narkoba di Indonesia. Ketua DPR RI, Setya Novanto, mengatakan apabila terealisasi, peningkatan anggaran tersebut dapat digunakan untuk mempercanggih alat-alat pelacak narkoba.

Badan Narkotika Nasional (BNN) mendapatkan data dari Komisi Pengendalian Narkotika Nasional Cina di mana jumlah sabu dari negara tersebut yang masuk ke Indonesia mencapai 250 ton. Untuk itu, DPR RI siap untuk meningkatkan jumlah anggaran untuk melacak keberadaan barang haram tersebut. "Terutama dalam peningkatan penggunaan teknologi informasi dalam melacak, mengidentifikasi, serta mengungkap keberadaan para bandar narkoba," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (2/8).

Menurut dia, persiapan anggaran untuk memperlengkap alat-alat penguak bandar narkoba perlu dipertimbangkan jika dibutuhkan. Pasalnya dia melihat fakta, sejak era pemerintahan Presiden Jokowi-Jusuf Kalla, setidaknya ada 18 bandar narkoba yang divonis hukuman mati.

Dari informasi yang dia dapat dari BNN, setidaknya ada 72 jaringan narkoba internasional beroperasi di Indonesia. Dalam beberapa hari terakhir, BNN dan Kepolisian Republik Indonesia berhasil mengamankan 1,3 ton sabu, disusul 1,2 juta ekstasi. Jumlah itu, kata Setya, merupakan jumlah yang sangat fantastis.

Fakta lainnya, berdasarkan riset Universitas Indonesia, diketahui bahwa jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai 4 juta jiwa atau setara 2,2 persen dari total penduduk Indonesia yang berusia 10 hingga 59 tahun. BNN memprediksi, setiap tahun para pengguna narkoba di Indonesia menghabiskan Rp 72 triliun.

Setnov, sapaan akrabnya, mengatakan, besarnya jumlah uang dalam perputaran narkoba, seharusnya bisa dipakai belanja barang kebutuhan pokok yang dapat menggerakan roda perekonomian maupun membeli berbagai keperluan pendidikan. Politikus dari Partai Golkar ini berharap dengan penegakan hukum tanpa pandang bulu, para gembong narkoba lain tidak akan berani datang ke Indonesia. "Jangan sampai negara yang kita cintai ini dikuasai kartel narkoba sebagaimana yang terjadi di beberapa negara Amerika Latin," kata dia.

Faktor lain yang menjadikan para gembong mengincar Indonesia adalah besarnya jumlah penduduk, luasnya wilayah Indonesia, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini, kata dia, harus dilawan bersama. "Kita tidak sudi jika keramahan penduduk dan indahnya wilayah Indonesia dirusak narkoba. Kita harus segera keluar dari kondisi darurat narkoba yang sangat mengkhawatirkan ini. Perang terhadap Narkoba harus terus dikobarkan," jelasnya.

Tidak hanya DPR RI, Setnov juga mengajak seluruh lapisan masyarakat bersatu bersama BNN dan aparat penegak hukum dalam memberantas narkoba. Keluarga sebagai salah satu elemen penting dari masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam menjaga generasi bangsa. "Karena itu, peran orang tua dalam keluarga sangat penting dalam mendidik anak-anak terhindar dari narkoba. Mari kita jaga keluarga kita dari penyalahgunaan narkoba," ujarnya.